RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Pengamat Pendidikan Maluku, Arman Kalean Lessy, M.Pd, menanggapi pernyataan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, yang menyebut Universitas Pattimura (Unpatti) di Maluku sudah tak sesuai ide dan keinginan Sukarno (Bung Karno), bahwa mulanya kampus itu didirikan untuk menjadi pusat oseanografi terbesar se-Asia Tenggara.
Menurut Arman, pernyataan Megawati soal ide dan keinginan almarhum ayahnya itu sangat keliru. Sebab, fokus awal Unpatti ada pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang dinamikanya juga alot setelah keluar dibawah IKIP Jakarta dan terintegrasi lagi ke dalam Unpatti.
“Benar bahwa Bung Karno terlibat dengan pendirian Unpatti tahun 62 dan 63. Tapi yang dimaksud Bung Karno itu bukan fokus pada Unpatti. Kalau pusat oseanografi itu berbeda lagi, Bung Karno ingin membuat Institut baru yang menjadi pusat oseanografi,” tandasnya, saat dikonfirmasi koran ini via seluler, Kamis, 22 Juni 2023.
Dikatakan Arman, saat ini ada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang terintegrasi ke dalam Unpatti. Fakultas ini sejarahnya justru include tahun 1976 dengan Fakultas Peternakan yang kemudian berdiri sendiri di tahun 1986.
“Itupun fokus pada dua spek, Manajemen Sumber Daya Perairan dan Pengelolaan Hasil Perikanan. Belum pada oseanologi yang lebih mendalam dan kompleks,” terang Alumni FKIP Unpatti yang jug ketua KNPI Maluku itu.
“Dan beberapa tahun lalu ada ide memisahkan FKIP menjadi Universitas Negeri Ambon dan ada lagi ide pendirian Institut Teknologi Ambon. Karena memang, sejarah awal terintegrasinya lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi itu ke dalam Unpatti yang diberi nama oleh Bung Karno itu, memiliki dinamika yang berbeda-beda,” tambah Arman.
Meski keliru, Arman mengatakan bahwa pernyataan Megawati harus dilihat sebagai motivasi untuk pengembangan Kampus Unpatti yang lebih berorientasi Laut-Pulau.
“Jadi, riset-riset pada berbagai fakultas yang ada, paling tidak termuati kondisi geografis kita. Misal, Ekonomi Pesisir, Pendidikan Kepulauan, Jaringan Telekomunikasi yang kuat, dan lain sebagainya, yang pada prinsipnya keluaran dari Unpatti itu dapat menjawab tantangan pengembangan Maluku yang boleh kita anggap mewakili Indonesia sebagai Gugus Kepulauan dan pembangunan berbasis pada Laut-Pulau,” kata mantan Aktivis GMNI yang juga kader Banser Ambon itu.
Dia menjelaskan, jika Megawati serius untuk mengembangkan oseanologi di Maluku, maka terlebih dulu memetakan Kemaritiman, Kelautan, dan Kepulauan. Bila perlu teruskan amanat Bung Karno tentang berdirinya Institut Oseanografi Mandiri.
“Meskipun di Tual itu sudah ada Poltek Negeri Perikanan, tapi bukan Poltek khusus Kelautan. Bisa juga memberikan penguatan kepada Unpatti dengan program Mobile Profesor/Pakar Oseanologi. Datangkan mereka ke Unpatti, jangan hanya bilang tertinggal dan jauh dari cita-cita Bung Karno tapi mengabaikan ketersediaan SDM yang paham benar oseanologi. Kemudian perbanyak sarana dan prasarana, kapal-kapal riset bawah laut, jelas Arman.
Ibu Mega, lanjut Arman, juga perlu memberi masukan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mewajibkan perancangan blueprint Pembangunan Daerah berbasis Laut-Pulau kepada provinsi-provinsi sejenis agar ada kekuatan hukumnya,
“Atau kalau mau Maluku jadi pilot project, Ibu Mega sudah harus mengusulkan ke Pak Jokowi agar percepat kelanjutan dari LIN untuk Maluku. Panggil konsultan untuk merancang pelabuhan di daerah rawan gempa sesuai riset Hidrostatika AL, untuk melanjutkan Proyek Strategis Nasional terkait ANP untuk menyokong LIN,” pintanya.
“Soal readiness atau kesiapan terkait tanah, itu diselesaikan dengan sudut pandangan Tanah Ulayat, jangan berdalih harus ada sertifikat dulu, karena itu Tanah Adat,” tambah Dosen Pendidikan IPA pada Kampus IAIN Ambon itu.
Sementara itu, Rektor Unpatti, Prof. Dr. M. J. Sapteno, SH, M.Hum, yang coba dikonfirmasi media ini via telepon dan pesan WhatsApp (WA), tidak merespon hingga berita ini diterbitkan.
Wakil Rektor I Bidang Akademik Unpatti, Prof. Dr. Freddy Leiwakabessy, M.Pd, yang dikonfirmasi via WA juga menolak untuk berkomentar.
“Langsung ke pak rektor saja, Pak (saya) belum bisa komentar,” jawabnya singkat. (RIO)