RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Melalui program Pojok Peduli TBC – Stunting Mandiri, Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Provinsi Maluku akan terus berupaya keras untuk mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, termasuk penurunan angka pasien TBC dan penderita stunting di Provinsi Maluku dan Kota Ambon khususnya.
Demikian disampaikan Kepala BKPM Provinsi Maluku, dr. Syamsila Mona Rumata, S.Ked, dalam Podcast Obrolan Rakyat Maluku tentang “Capaian Kinerja BKPM Provinsi Maluku melalui Kehadiran Pojok Peduli TBC – Stunting Mandiri”, bertempat di Kantor Harian Rakyat Maluku, Joalan Antari, Tanah Rata, Kota Ambon, Selasa, 13 Juni 2023.
Menurut dr. Syamsila, pembentukan Desa Peduli TBC – Stunting Mandiri menjadi salah satu solusi dan motivasi untuk meningkatkan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan dimaksud.
Dimana, Desa Peduli TBC – Stunting Mandiri merupakan desa yang pemerintahan dan penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah masalah-masalah kesehatan dalam hal ini masalah penyakit TBC dan Stunting secara mandiri di daerah ini.
“Jadi, hadirnya program Pojok Peduli TBC dan Stunting Mandiri ini dapat menambah pemahaman masyarakat tentang pencegahan, penanggulangan dan penurunan angka penderita TBC dan Stunting, serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Provinsi Maluku,” tuturnya.
Dia berharap, program Pojok Peduli TBC dan Stunting Mandiri yang telah dilaunching langsung oleh Duta Perangi Stunting (Duta Parenting) Provinsi Maluku, Widya Pratiwi Murad, di beberapa desa di Provinsi Maluku, salah satunya di Negeri Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, pada Rabu, 10 Mei 2023 lalu, juga dapat berjalan di seluruh desa yang ada di 11 kabupaten/ kota provinsi ini.
“Sebab langkah ini juga sekaligus mendukung program pemerintah dalam eliminasi TBC tahun 2030 dan pencapaian nasional target prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024 yang akan datang. Mengingat, Maluku berada pada peringkat ke 18 dari 34 provinsi seluruh Indonesia,” harap dr. Syamsila. (RIO)