RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Sejumlah mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon mengeluh lantaran “dipaksa” harus membayar Rp60 ribu sampai dengan Rp150 ribu saat mengambil transkrip nilai akademik.
Salah satu mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintah (Fisip) Unpatti, yang meminta namanya dirahasiakan saat ditemui media ini mengatakan, agar bisa dilayani pembuatan transkrip nilai akademik, maka mereka harus memberikan tiga buku bacaan ke fakultas atau sebagai gantinya membayar blanko transkrip nilai akademik sebesar Rp 150 ribu.
Tiga buku bacaan itu, sambung dia, menurut pihak fakultas akan dijadikan sebagai kenang-kenangan dari mahasiswa yang sudah menjadi alumni.
“Beta (saya) sudah cek di Toko Buku Dian Pertiwi, harga standarnya Rp 60 ribu per buku atau bisa lebih. Jadi, lebih baik kasih uang (Rp 150 ribu) daripada beli buku. Dan memang sebagian besar mahasiswa/i memilih membayar agar dokumen daftar nilai mereka segera diproses,” ungkapnya kepada Rakyat Maluku, Selasa, 7 Juni 2023.
Tak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa setiap mahasiswa yang akan mengambil fotocopy akreditas juga diharuskan membayar Rp 50 ribu per orang.
“Hitung saja, jumlah lulusan sarjana di FISIP periode April 2023 sekitar 200 lebih, dikalikan jumlah uang yang diminta, sudah berapa banyak uang yang dikantongi pihak fakultas,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Muja, salah satu lulusan sarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Menurutnya, untuk proses pengurusan transkrip nilai akademik, mereka dikenai tarif sebesar Rp 100 ribu.
“Jumlah lulusan dari Fakultas MIPA sebanyak 44 orang. Dan kita dikenai tarif Rp 100 ribu untuk proses pengurusan transkrip nilai akademik,” akuinya.
Sementara salah seorang alumni Unpatti Ambon yang juga meminta namanya dirahasiakan, menyebut bahwa mahasiswa di Fakultas Ekonomi dikenai tarif sebesar Rp60 ribu untuk pengurusan berkas transkrip nilai akademik mereka.
“Di Fakultas Ekonomi itu malah setiap mahasiswanya diminta bayar sekitar Rp 60 ribu,” tuturnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unpatti, Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd, yang hendak dikonfirmasi media ini, tidak berhasil ditemui lantaran sementara sibuk dengan tamunya.
Pesan singkat yang dikirim via WhatsApp (WA), juga tidak direspon hingga berita ini diterbitkan. (SSL/ RIO)