RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Kasus terjatuhnya kontainer di Pelabuhan Namlea, hingga saat ini penanganannya tak jelas.
Sebab, sudah dua bulan sejak peristiwa yang menyebabkan ratusan ikan mati itu, pelakunya belum juga ditangkap.
“Padahal, identitas dan alamat pelaku sudah dikantongi, tapi belum juga ditangkap,”
tutur Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah Maluku Gafar Bahta kepada Rakyat Maluku, Selasa, 30 Mei 2023.
Lambatnya penangkapan pelaku ini patut dipertanyakan. Apalagi kasus itu menjadi atensi Polda Maluku dengan turunnya Kapolda Irjen Pol Lotharia Latif ke lokasi dan mengecek isi kontainer yang jatuh itu.
“Polres Buru harus tunjukkan keseriusannya dalam mengungkapkan kasus ini. Jangan awalnya saja yang heboh, tapi sudah dua bulan ini tak beres penanganannya,” ujarnya.
Patut diduga, lanjut Gafar Bahta, Polres Buru terkesan diam meskipun sejumlah saksi telah diperiksa.
“Persoalan ini tidak boleh di diamkan. Masyarakat perlu tahu sejauh mana penanganannya. Apalagi soal kontainer yang diduga berisi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),” ucapnya.
Tidak saja pemilik kontainer, hasil uji laboratorium terhadap barang bukti pun belum dikantongi Polres Buru. Padahal, publik ingin tahu apakah yang ada dalam kontainer itu B3 atau bukan.
“Ini menyangkut lingkungan hidup. Sudah dua bulan sejak kasus ini muncul, terkesan Polres Buru tak serius. Jangankan pemilik, hasil uji BB dari Labfor pun belum diperoleh. Ini penting apakah itu B3 atau tidak sehingga masyarakat tidak bertanya-tanya,” tandasnya.
Paur Subbag Humas Polres Buru Aipda MYS Djamaludin yang dihubungi Rakyat Maluku soal penanganan kasus ini, dirinya tak mengangkat Handphone meskipun ada nada masuk.
Begitu juga pesan WhatsApp yang dikirim tak dibelas.
Untuk diketahui, satu buah kontainer yang diduga berisikan B3, terjatuh ke laut dari KM. Dorolonda, ketika sedang dilakukan bongkar muat di Pelabuhan Namlea, Kabupaten Buru, Selasa, 28 Maret 2023 sekira pukul 04.00 WIT.
Jatuhnya konteiner yang diduga berisikan Cianida, menyebabkan ratusan ikan di
lokasi kontainer, tiba-tiba mati.
Ada tujuh kontainer yang diangkut KM.
Dorolonda dari Makassar tujuan Namlea pada tanggal 26 Maret 2023.
Kontainer berisikan B3 itu diduga milik para penambang emas tanpa izin (PETI) di Gunung Botak.
Ketika proses bongkar muat berjalan, tali sling putus sehingga kontainer jatuh ke laut. Proses ini menyebabkan KM. Doloronda yang harusnya bergerak ke Pelabuhan Yos Sudarso
Di Pelabuhan Yos Sudarso, lima kontainer dibuka, Kamis dan Jumat, 31 Maret.
Ditemukan 500 karung diduga B3.
Barang berbahaya ini ditemukan di kontainer dengan Nomor MSGU 300123822G1.
Selain itu juga ditemukan 34 jerigen cairan Nitcrit Acid 30 liter serta satu Carbon Aktif Davao Premium 25 kg dan terdapat puluhan pasang kursi plastik dengan tulisan H Anti. (AAN)