RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Aksi pemalangan jalan Trans Seram kembali terjadi. Kali ini dilakukan warga Waesamu, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Senin, 22 Mei 2023.
Sebelumya, masyarakat Tihulale, Kecamatan Amalatu blokir jalan pada tanggal 7 Mei 2023, lantaran warganya dianiaya.
Kali inj, pemblokiran dilakukan warga di Desa Waesamu. Warga memalang jalan karena diduga PT. Space Island Maluku (SIM) menyerobot lahan penduduk setempat.
Lahan yang diambil PT. SIM itu didapat dari Desa Nuruwe. Sementara pihak Waesamu mengklaim bahwa lahan itu kepunyaan Waesamu.
Blokade jalan Trans Seram dengan merintangkan batang pisang dan ranting pohon ini menyebabkan kendaraan dari Waipirit menuju Piru ibu kota SBB maupun sebaliknya, tersendat dan macet. Kurang lebih empat jam, dari pukul 12.00 sampai 16.00 WIT, Trans Seram ditutup.
Informasi yang dihimpun Rakyat Maluku, warga baru membuka akses jalan setelah Kepala Kesbangpol SBB Saban Patty turun ke lokasi.
Dihadapan masyarakat dan unsur Pemerintah Desa Waesamu, Saban memastikan tidak ada aktivitas yang dilakukan PT. SIM di tanah ulayat Waesamu.
“Kami sudah pastikan ke PT.SIM untuk segera menghentikan aktivitasnya di lahan yang dipersoalkan oleh masyarakat sampai ada penyelesaian baik antara Desa Waesamu dan Nuruwe,” tegas Patty.
Pemkab SBB, sambung Kakesbangpol, akan memanggil pihak yang bersengketa guna menyelesaikan masalah lahan ini.
“Pemerintah daerah akan memanggil pihak – pihak terkait untuk ada dalam pertemuan guna mencari solusi atas masalah ini, baik itu pihak Desa Waisamu, Nuruwe, PT.SIM maupun Dinas dan OPD terkait,” tutupnya.
Usai mendengar penjelasan Saban Patty, Kepala Desa Waesamu Marten Riripoy memerintahkan masyarakat membuka kembali akses jalan.
Kapolres SBB AKBP Dennie Andreas Dharmawan mengatakan, aksi blokade yang dilakukan oleh warga Waesamu itu tidak berlangsung lama.
“Blokade jalan sekitar pukul 12.00 WIT, dan sekitar pukul 15.15 WIT, jalan sudah dibuka dan arus lalu lintas sudah kembali normal,” kata Kapolres lewat siaran persnya yang diterima Rakyat Maluku, Senin, 22 Mei 2023.
Menurut Kapolres, blokade jalan buntut dari kehadiran PT SIM, yang beraktivitas diatas lahan tersebut.
“Masyarakat Waesamu meminta pihak PT. SIM untuk memberhentikan sementara pekerjaan di lahan sengketa yang bermasalah antara Desa Nuruwe dan Desa Waesamu,”jelas Kapolres.
Dikatakan, warga melakukan blokade jalan dengan menggunakan kayu, dan tumbuhan, serta benda keras lainnya.
“Pemblokiran jalan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Waisamu yakni sebanyak 11 titik sepanjang jalan masuk desa sampai dengan di depan Gereja Zebaoth Desa Waesamu. Mereka menggunakan batang kayu,”ungkapnya.
Orang nomor satu di Mapolres SBB ini mengimbau, masyarakat untuk tidak muda terprovokasi sehingga melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain.
“Tidak ada sesuatu hal apapun yang tidak bisa diselesaikan, tanpa ada koordinasi. Jadi mari kita koordinasi, komunikasi yang baik, sehingga tidak ada lagi aksi ataupun tindakan yang dapat merugikan orang lain. Masyarakat harus bisa menahan diri, tidak muda terprovokasi. Mari kita jaga situasi dan kondisi keamanan yang ada agar tetap terjaga dengan baik,”pesan Kapolres. (AAN)