RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — ‘Drama’ penunjukan pengganti Murad Ismail (MI) sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maluku, akhirnya berakhir. Benhur G Watubun resmi ditunjuk sebagai pengganti MI, dan Mercy C Barends sebagai sekretaris mengganti posisi Benhur.
Keputusan pengangkatan Benhur yang juga Ketua DPRD Maluku itu, sudah diputuskan saat pleno DPP PDIP, Rabu 3 Mei lalu atau sesaat kemudian sejumlah kader PDIP di Maluku serempak mengucapkan selamat kepada Mercy Chriesty Barends yang ternyata hoax.
“Sesuai hasil rapat pleno DPP pada 3 Mei 2023, memutuskan dan menetapkan, pertama, memberikan sanksi organisasi berupa pembebastugasan kepada Murad Ismail dari jabatan ketua DPD PDIP Maluku masa bakti 2019-2024. Kedua, melarang saudara tersebut pada diktun 1 di atas melakukan kegiatan apapun yang mengatasnamakan struktural DPD PDIP Maluku,” jelas Ketua Bidang I Politik DPD PDIP Maluku, Jafry Taihutu, dalam siaran pers di Kantor PDIP Maluku, Selasa, 9 Mei 2024.
Jafry menjelaskan, DPP telah mengumumkan bahwa Murad Ismail telah dibebaskan tugaskan dari jabatan ketua DPD PDIP Provinsi Maluku masa bakti 2019-2019 sesuai Surat Keputusan (SK) DPP PDI-P Nomor: 793/KPTS/DPP/V/2023 yang tetapkan di Jakarta pada 5 Mei 2023.
Selain itu, kata Jafry, DPP juga mengeluarkan SK Nomor: 794/KPTS/DPP/V/2023 yang isinya memutuskan dan menetapkan, pertama, menunjuk dan mengangkat Benhur George Watubun, jabatan Sekretaris DPD PDIP Maluku sebagai ketua DPD PDIP Maluku masa bakti 2019-2024. Kedua, Mercy Chriesty Barends, jabatan wakil ketua DPD PDIP Maluku sebagai Sekretaris DPD PDIP Maluku masa bakti 2019-2024.
“Dan ada SK Nomor: 795/KPTS/DPP/V/2023 yang dikeluarkan oleh DPP. SK ini adalah SK penyempurnaan kepengurusan partai, karena ada beberapa struktural partai yang keluar. Kami juga merekrut beberapa kawan untuk dimasukkan ke dalam struktur partai saat ini. Di antaranya Ningsih Batjo sebagai bendahara DPD untuk SK penyempurnaan,” terangnya.
Di kesempatan itu, Ketua DPD PDIP Maluku, Benhur G. Watubun, mengatakan, bahwa keputusan untuk memberhentikan adalah kewenangan DPP, bukan DPD.
“Hanya DPP yang bisa menafsirkan dan memberi keputusan terhadap sebuah kebijakan partai. Termasuk pergantian dan pengangkatan kita sebagai ketua, sekretaris dan bendahara DPD,” katanya.
Setelah mengemban tugas baru sebagai ketua DPD PDIP Maluku masa bakti 2019-2024, Benhur berjanji akan mempercepat proses konsolidasi karena massa waktu hanya sampai Agustus 2024.
“Kita harus melaksanakan apa yang menjadi perintah partai yaitu berkonsolidasi dan segera melakukan menunaikan tugas-tugas konstitusional partai,” tegasnya.
“Setelah melakukan proses pendaftaran di KPU nanti, kita akan langsung berani untuk bekerja. Tidak boleh lagi duduk untuk cari salah dan benar, masa itu sudah berakhir,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu senior PDIP Maluku, Jusuf S. Leatemia, mengungkapkan, meskipun keputusan DPP telah final, namun banyak senior-senior PDIP yang merasa keberatan atas pengangkatan Benhur Watubun sebagai ketua DPD PDIP Maluku menggantikan Murad Ismail.
Sebab, mengacu pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ ART) PDIP, seharusnya pengurus DPP yang turun ke DPD untuk membenahi berbagai kekacauan dan kehancuran di tubuh PDIP Maluku saat dipimpin Murad Ismail.
“Tapi ternyata informasi terakhir Komarudin menunjuk Benhur dengan seluruh kekuatan Komar di Jakarta ke DPP. Jadi, Sebetulnya banyak senior-senior yang keberatan atas pengangkatan Benhur sebagai ketua DPD, tapi saya tidak bisa sebutkan namanya satu per satu. Karena baiknya mereka sendiri yang langsung bicara seperti saya ini, jangan lewat mulut saya,” ungkapnya.
Leatemia juga mengancam akan melawan Benhur Watubun jika kedepannya tidak mampu membenahi atau menyelesaikan sejumlah persoalan yang terjadi di internal partai saat dipimpin Murad Ismail.
“Prinsipnya saya tetap mendukung SK DPP yang sudah menetapkan Benhur sebagai ketua DPD. Tapi kalau Benhur tidak mampu, itu sudah konsekuensi, kita serang lagi, senior-senior akan lawan lagi. Itu kan wajar. Yang jelas dia (Benhur) harus menjadi nahkoda yang baik,” ancamnya.
Dia juga berharap, Benhur Watubun sebagai ketua harus mampu merangkul semua kekuatan stakeholder yang ada, mulai dari senior sampai dengan kader tingkat yang paling bawah.
“Titipannya dia harus merangkul semua, tidak boleh sombong. Jangan dia pikir jadi karena Komarudin lalu dia rasa itu sudah besar. Padahal dia tidak tahu bahwa kekuatan dibawah ini lagi hancur-hancuran. Semua harus bersatu, jangan lagi terpecah-pecah,” harapnya. (TIM)