RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Apa yang menjadi impian pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat terhadap PWI Maluku terjawab sudah. Setelah sempat tertunda melalui konferensi pemilihan pengurus baru PWI Maluku akhir Desember 2022 lalu, kini dambaan itu telah terealisir. Organisasi para wartawan itu akhirnya sudah punya nakhoda baru yang diketuai Bung Alex Sariwating, Kamis, (4/5/23).
Ketua PWI Pusat Attal Sembiring Depari menilai, konferensi PWI Maluku yang telah memilih pengurus baru ini menandai sukses besar dunia pers di Maluku. Karena itu PWI Maluku haruslah solid dan menjaga kekompakan baik sesama pengurus maupun anggota.
Sehari sebelum konferensi digelar, saya bersama Pengurus Caretaker PWI Maluku yang diketuai Bung Mochtar Touwe, Rezki Sohilait dan Yuslan Idris kami terlibat perbincangan bersama Bung Attal yang juga didampingi Ketua OKK PWI Pusat Zulkifli Gani Ottoh, di Cafe Pelangi, Ambon.
Pembicaraannya mencakup soal kepengurusan PWI, pun masa depan industri media massa Tanah Air, dan peningkatan kapasitas wartawan menghadapi disrupsi perkembangan industrialisasi media massa yang massif.
Wartawan ke depan, kata Bung Attal, tidak lagi mengandalkan kemampuan mengetik berita saja. Tapi mereka harus dibekali oleh keterampilan menguasai konten dan aplikasi online baik berupa Youtube, TikTok, Podcast, Facebook, Instragram, dll.
Sekarang ini hanya dengan satu handphone kita bisa melahirkan banyak konten baik dalam bentuk gambar maupun kualitas suara yang bagus.
“Dengan satu handphone beragam konten baik berita, gambar, dan suara kita dapat operasikan secara bersamaan. Itulah kelebihan perkembangan era digitalisasi. Kontennya sama tapi mediumnya yang berbeda,” ujarnya.
Bung Attal Depari memang sangat gelisah melihat perkembangan insan pers di daerah jika organisasi yang dinaunginya belum memiliki pengurus baru.
Maluku termasuk satu di antara PWI cabang di Tanah Air yang lambat membentuk pengurus baru karena seiring berkembangnya dinamika keanggotaan dalam tubuh organisasi.
Karena itu setelah sempat tertunda Desember lalu, konferensi di Lantai VII, Kantor Gubernur Maluku, yang telah memilih ketua dan pengurus baru oleh PWI Maluku itu menunjukkan sebuah kesuksesan, Jumat, (5/5/23).
Kata Bung Attal, sangatlah rugi kalau sampai saat ini PWI Maluku belum punya ketua dan pengurus baru. Rugi jika PWI Maluku sudah punya gedung/kantor baru tapi belum punya pengurus.
“Rugi jika di daerah lain PWI sudah punya banyak penguji untuk Ujian Kompetensi Wartawan (UKW), tapi PWI Maluku baru punya satu penguji,” ujarnya.
PWI Maluku tentu tidak kalah dengan daerah lain karena anggotanya banyak yang punya kapasitas atau kemampuan sebagai dewan penguji UKW untuk teman-teman wartawan di Maluku maupun provinsi tetangga.
Karena itu Bung Attal Depari mengaku punya kepentingan besar untuk menjadikan PWI Maluku selain membentuk sebagai organisasi pers yang disegani, tapi juga harus lahir pengurus PWI Maluku yang kapabel dalam peningkatan kapasitas jurnalistik.
Itulah mengapa UKW menjadi salah satu pilar atau syarat penting bagi setiap keanggotaan PWI. Selain dalam rangka mendukung peningkatan kualitas dan potensi kewartawanan, dengan membentuk pengurus baru kita dapat memelihara kekompakan dalam tubuh organisasi PWI dan menjadikan Provinsi Maluku yang maju serta sejajar dengan provinsi lain.
Pertarungan pemilihan ketua baru dalam konferensi antara Bung Petrus “Ope” Oratmangun dan Bung Lexi “Aleka” Sariwating. Saat itu keluar sebagai peraih suara terbanyak berhasil diraih oleh Bung Lexi dengan jumlah suara 69 dan Bung “Ope” meraih 25 suara.
Dengan terpilihnya Bung Lexi menakhodahi PWI Maluku lima tahun mendatang mengharuskan pengurus dan anggota PWI Maluku ke depan tetap kompak dan solid.
Juga menjadikan PWI Maluku sebagai wadah pemersatu wartawan, selain sebagai lembaga pendidikan serta pelatihan untuk pemberdayaan profesionalisme wartawan.
Dalam suasana keakraban itu terlihat meski berbeda dukungan keduanya tetap terlihat akrab. Walau pembacaan kertas suara belum berakhir dibacakan oleh panitia konferensi, namun Bung Lexi sudah lebih dulu melangkah mendekati kursi tempat duduk sahabatnya itu Bung “Ope” dan merangkulnya sebagai tanda kemenangan.
Sikap kedua sosok pengurus PWI Maluku yang memilih berangkulan pada moment sebelum berakhirnya pembacaan kartu suara mengharuskan pengurus dan anggota PWI Maluku kedepan harus terus menjaga kekompakan dan keharmonisan.
Awalnya kita berharap siapapun terpilih pada konferensi kali ini semoga PWI Maluku tetap menjadi organisasi yang disegani sebagaimana tema konferensi: Membangun Kebersamaan untuk Maluku yang Maju.
Ini tentu sejalan dengan harapan Bung Attal Depari seperti yang disampaikan pada pembukaan konferensi yang juga didampingi Ketua OKK PWI Pusat Zulkifli Gani Ottoh yang menganggap konferensi PWI Maluku kali ini dinilai penting sebagai suatu kekuatan serta menjadikan PWI dan dunia pers di daerah ini selalu solid dan maju untuk membangun Maluku yang kita cintai.
Harapan itu tentu pula sejalan dengan obsesi Gubernur Maluku Murad Ismail sebagaimana sambutannya yang dibacakan Asisten III Sumber Daya dan Administrasi Sekretariat Provinsi Maluku Pieterson Rangkoratat.
Dalam sambutannya itu, ia mengharapkan pengurus PWI Maluku dapat mengemban tugas dan tanggung jawab secara profesional dan proporsional dengan tetap berpegang teguh pada KEJ.
Pemerintah daerah, kata gubernur, tetap mendukung setiap tugas-tugas wartawan yang profesional dan menjalin kemitraan bersama insan pers di daerah ini.
Kita berharap di tangan Bung Lexi yang mantan wartawan LKBN Antara ini membuat PWI Maluku kedepan jauh lebih cair dan solutif. Terutama dalam mengatasi problem organisasi dari soal daftar keanggotaan hingga persoalan peningkatan kapasitas jurnalistik wartawan dengan tetap menjunjung tinggi etika profesi dan kode etik wartawan di tengah perkembangan dunia yang semakin digital ini.(*)