RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Kabar kepindahan istri Gubernur Maluku, Widya Murad Ismail ke Partai Amanat Nasional (PAN) ternyata menjadi bola liar di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Politisi PDIP Provinsi Maluku, ramai ‘latah’ menolak berkomentar terkait kepindahan istri orang nomor satu di tubuh PDIP itu ke partai lain.
Sebut misalnya Sekretaris PDIP Maluku, Benhur Watubun. Ketua DPRD Provinsi Maluku ini, tetiba menolak berbicara terkait politik. Padahal, sebelumnya dalam Rakerda di Pacific Hotel, Ketua DPD PDIP Maluku, Murad Ismail sudah menunjuk Ketua DPRD ini sebagai orang yang wajib ditanyai seputar balon anggota DPR RI Dapil Maluku. “Saya sudah sampaikan ke Sekretaris saya, pak Benhur, silakan tanya dia soal nama-nama calon anggota DPR RI. Ada beberapa dari daerah,” ungkap Murad, seperti dilansir koran ini awal April lalu.
Anehnya, saat dikonfirmasi di Kantor DPRD, Senin 17 April, Benhur menolak berkomentar soal hengkangnya Widya Murad yang sebelumnya disebut akan menjadi calon anggota DPR RI dari PDIP bersama Mercy Barends, Herman Adrian Koedoeboen dan Edwin Huwae.
“Kalau tanya soal politik, saya tidak mau berkomentar,” tegas Benhur sebelum wartawan mewawancarai dia. Dugaannya Benhur tahu akan ditanyai wartawan seputar kabar mundurnya istri Ketua DPD PDIP Maluku itu.
Alhasil, wartawan Benhur hanya menanggapi pertanyaan wartawan seputar arus mudik lebaran.
Tidak hanya Benhur, pengurus DPD PDIP Maluku lain yang dikonfirmasi, juga menolak untuk berspekulasi. “Jang tanya beta, tanya sekretaris jua. Tapi jang tulis beta nama e,” ungkap politisi yang juga anggota DPRD Provinsi Maluku ini, sambil meminta ditanyakan persoalan tersebut ke Sekretaris PDIP Maluku, Benhur Watubun.
Sebelumnya, nama Widya Pratiwi Murad Ismail sangat seksi di tubuh PDIP. Bahkan, kemunculan nama Widya dalam daftar bacaleg PDIP, membuat Murad Ismail ‘sesumbar’ akan merebut dua kuota kursi DPR RI dari empat kursi dari Dapil Maluku.
Murad Ismail atau yang akrab disapa MI bahkan secara tegas menyatakan akan mundur dari kursi Ketua DPD PDIP bila target tersebut tidak terpenuhi.
Bila kemudian target PDIP dua kursi, ditambah MI juga bekerja maksimal bekerja untuk menangkan istrinya Widya Pratiwi, maka PAN bisa mengoleksi satu kursi. Lalu bagaimana dengan calon incunmbent dari Partai NasDem, Abdullah Tuasikal dan Ketua Partai Gerindra, Hendrik Lewerissa?
Atau, setelah Widya bergabung bersama PAN, apakah target itu masih dipasang PDIP? (CIK-SIL)