Lolos Sebagai Pekerja di Australia, Tapi Harus Bayar Rp85 Juta

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ingin bekerja di Negara Australia ternyata diwajibkan membayar Rp 85 juta per orang untuk biaya pelatihan dan pengurusan kerja. Angka tersebut dinilai terlalu besar dan memberatkan pekerja.

Salah satu calon pekerja ke Australia, Riska kepada koran ini mengatakan, kewajiban tersebut baru diketahuinya setelah mengikuti sosialisasi program bekerja di Australia yang diselenggarakan pihak ketiga yang bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon untuk memberangkatkan calon pekerja ke luar negeri.

“Pihak ketiga meminta Rp 85 juta dengan 13 item didalamnya ada biaya pelatihan selama enam bulan. Jadi, bukan dinas yang memberangkatkan calon pekerja ke Australia, tapi pihak ketiga,” ungkap Riska.

Dikatakan Riska, calon pekerja yang sudah dinyatakan lulus, tidak langsung diberangkatkan ke Australia, melainkan harus menetap di Kota Batam selama enam bulan.

“Nanti kalau kita sudah berhasil ikuti pelatihan, seperti pelatihan kedisiplinan, jadi barista dan lainnya baru diberangkatkan ke Australia,” ujarnya.

“Saya cuman takut di sana (Australia) kita terkatung-katung dan enam bulan ada di Batam untuk pelatihan itu tanpa gaji.
Bayangkan ada yang pinjam uang Rp 85 juta dia mau bayar bagimana,” tambahnya.

Menanggapi itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisker) Pemkot Kota Ambon, Stiven Patty, membenarkan terkait dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp 85 juta untuk biaya pelatihan dan pengurusan kerja.

Menurutnya, biaya sebesar Rp85 juta merupakan estimasi biaya terdiri 13 pos setelah para kandidat pekerja berangkat bekerja ke Australia. 13 pos tersebut di antaranya biaya visa, tiket, pelatihan kurang lebih selama enam bulan dan biaya setelah tiba di Australia dan lainnya.

Tahapan pembayaran pun dilakukan dalam tiga tahap, yakni pembayaran tunai untuk jalur mandiri, sistem pinjaman bank yang ditentukan dan akan dibayar kembali oleh para pekerja.

“Program ini hasil kerja sama International Working Grup Australia, Aston College Australia dan Californa Education Center Indonesia,” katanya.

Dia mengakui dari jumlah 431 pelamar yang mendaftar dan menjalani seleksi wawancara, 152 orang di antaranya dinyatakan lolos seleksi ke tahap selanjutnya.

“Jumlah tersebut yang akan menjalani tahap selanjutnya. Karena itu, kita menyampaikan estimasi biaya yang ditetapkan untuk program bekerja di Australia. Jika ada yang keberatan dengan biaya dan tidak melanjutkan seleksi, kami terbuka,” katanya.

Dia menjelaskan, pihaknya hanya bertugas menjembatani antara pencari kerja dengan agen penyalur, sebagai upaya membuka kesempatan bagi warga Kota Ambon bekerja di luar negeri sebagai upaya menurunkan angka pengangguran.

“Kita juga telah menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dalam rangka penempatan perlindungan kepada pekerja migran,” jelasnya. (MON/ RIO)

  • Bagikan