RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Haulussy Ambon, terus ‘dirundung’ masalah. Kali ini muncul masalah tunjangan dana Covid-19 yang tak kunjung dibayar ke tenaga kesehatan (nakes).
Kondisi tersebut memaksa pihak DPRD harus turun tangan. Bahkan, Wakil Ketua Komisi III DPRD Maluku, Rovik Akbar Afifudin merekomendasikan agar Dirut RSUD dr. Haulussy, Dr Nasaruddin dicopot dari jabatannya.
“Saya minta kepada komisi IV untuk direkomendasikan agar digantikan dari jabatan direktur RSUD Haulussy. Karena hari ini dia tidak punya progress, kalau bicara menunjang akreditas, semua orang bisa bikin akreditas. Kemudian diserahkan ke pihak yang berwenang untuk menggantinya,” ujar Afifudin kepada awak media, di Gedung Wakil Rakyat Karang Panjang Kota Ambon, Senin, 27 Maret 2023.
Menurutnya, selama ini DPRD telah melakukan tugas mereka dengan optimal untuk memperjuangkan nasib para nakes.
“Saya minta kepada Dinkes dan Pemprov dalam hal ini Sekda Maluku untuk menangani masalah ini, karena ini bukan masalah biasa. Ini masalah yang cukup besar,” pinta legislator asal PPP itu.
Dijelaskan, tunjangan Nakes di RSUD Haulussy Ambon belum juga dibayarkan dan Direktur RSUD hanya berjanji berulang kali untuk membayar l,namun tidak kunjung dibayar.
“Kendalanya soal rekening, rekening sudah beres masalah kedua yang dikeluhkan adalah juknis, setelah beres juga dia mengeluh lagi, bukan sedikit orang tapi banyak orang. Kok bicara di sini lain di sana lain, lalu terakhir sudah disetujui untuk dibayar. Kemudian muncul alasan lagi yakni inspektorat, padahal inspektorat pun tidak masalah.
Orang kalau memimpin tidak berani ambil resiko jangan jadi pemimpin,” kesal dia.
Menurut dia, mestinya Dirut RSUD Haulussy tak perlu takut, karena poinnya yang penting adalah tidak mengambil yang bukan haknya.
“Yang penting hak orang yang dari tahun 2021 dibayarkan. Bagaimana perasaan orang itu? Tapi yah, sudah ini soal kapasitas kepemimpinan. Tapi saya mencurigai anggaran itu terpakai untuk hal yang lain, kan ada pembangunan tuh, di RSUD Haulussy gedung E kalau tidak salah yang menggunakan dana APBN kurang lebih Rp. 43 Miliar. Tapi tidak selesai, katanya butuh Rp. 10 miliar, takutnya kekurangan dana seperti itu, kemudian diambil dari pos lain, mungkin termasuk klaim dana Covid-19,” tutup wakil rakyat Dapil Kota Ambon itu. (SSL)