RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Komunitas seniman di Kota Ambon akan menggelar Festival Timba Puri di Dusun Eri, Kecamatan Nusaniwe, tanggal 25 Februari 2023. Festival ini akan menampilkan seni dan tari
Pagelaran ini tak lepas dari kompetisi yang dimenangkan Stane Latumahina. Saat itu Stane memasukan proposal ke Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Dari ratusan komunitas maupun perorang, yang di Kota Ambon hanya dua, saya dan satu komunitas lainnya. Kita seperti ikut Idol,” bener Stane Latumahina kepada wartawan, Kamis, 23 Februari 2023.
Untuk proposal yang diterima itu memakan waktu yang panjang. Dari verifikasi, lokakarya baru proposal festival ini dinilai layak kemudian Kementeria Pendidikan memenangkannya.
“Hampir 6 bulan lebih baru proposal saya dimenangkan. Festival nanti bukan timba puri. Kita cuma pakai nama tima puri saja. Initi dari semua ini adalah festival itu. Menampilkan tarian dan mengola puri menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat di Eri,” ucapnya.
Puri, lanjut Latumahina, daya tahan tidak lama. Bahkan di frezer sekalipun.
Festival ini kemasannya supaya tidak kaku. Bagaimana mendidik ibu-ibu untuk berinovasi dengan ikan puri.
“Ada sifat mendidiknya, bukan cuma nanti tanggal 25 Februari ini yang ada pentas seni saja tapi karena ini fokus bantuan dari pendidikan. Makanya di situ ada pendidikannya.
Koordinator Kuliner Festival Joanny Pesulima mengatakan, untuk mengemas sebuah festival budaya itu, dia menerangkan tentang isinya. Apa ikan puri, posisinya bagaimana, serta menjaganya agar tetap awet.
“Untuk yang konsep ini pasti akan dijelaskan oleh 3 mentor. Tujuannya agar inovasi-inovasi tentang puri ini bisa dikembangkan oleh ibu-ibu itu sendiri,” ucapnya.
Sedangkan Show Director Frans Nendissa menjelaskan, ada kolaborasi seni oleh Kaihulu, Archa Band, Teater Batu Karang, Sanggar Limabelas, Marthen Reasoa, John Laratmase, juga turut dimeriahkan oleh komunitas Amboina Reality Musik dan musisi-musisi Dusun Eri,.
Festival timba puri akan menceritakan kebiasaan atau tradisi orang-orang terdahulu yang sudah melakukan timba puri secara bergotong-royong dan turun temurun hingga saat ini di dusun Eri.
“Cerita ini juga dikemas dalam bentuk komedi, puisi, lagu, musik suling tifa yang memainkan aransemen wonderful Eri karya Stane Latumahina dan tarian lobe puri,” jelasnya.
Ia mengatakan, pesan penting yang disampaikan nanti yaitu bagaimana masyarakat tidak hanya membutuhkan lautan sebagai ekosistem bagi ikan puri di pantai Eri, tetapi juga harus mampu menciptakan solidaritas terhadap laut.
Festival ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat, bagaimana menjaga laut dari bahaya penumpukan limbah sampah domestik dan alami. Limbah yang ditemukan menumpuk dan dapat mengganggu, merusak habitat plankton sebagai rantai makanan ikan puri di sekitar perairan tempat mereka hidup.
“Kesadaran ini seharusnya yang sangat penting sehingga orang Eri akan terus melakukan kebiasaan timba puri dengan tidak membuang sampah ke lautan,” harapnya. (AAN)