RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID, AMBON, — 15 kandidat pekerja migran asal Kota Ambon siap diberangkatkan menuju Negara Australia, guna bekerja mengisi tenaga perawat Lanjut Usia (Lansia) di Kota Darwin. Rencana keberangkatan tenaga perawat ini atas kerjasama antara Pemkot Ambon dengan Pemerintah Darwin, Australia.
Program tersebut merupakan tindaklanjut dari kerjasama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, dengan Global Labour Solutions (GLS) pada tahun 2021 lalu yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon, Stiven B. Patty mengatakan, Para calon pekerja yang akan diberangkatkan telah dibekali dengan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) selama 3 (tiga) bulan dan telah menerima sertifikat.
“Untuk yang pertama ini mereka akan bekerja sebagai perawat lansia,” kata Stiven saat mendampingi Direktur GLS, Linda Reeves dalam audiensi bersama Penjabat Walikota Bodewin Wattimena, di Balai Kota Ambon, Senin 6 Februari 2023.
Dia merincikan, pelatihan K3 itu merupakan persyaratan dasar untuk dapat bekerja di Australia. Dalam pelatihan tersebut, semua kandidat dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan sehingga diberikan sertifikat oleh penyelenggara pelatihan.
Selain K3, hal lain yang disyaratkan bagi pekerja migran adalah kemampuan bahasa Inggris lewat International English Langguage Testing System (IELTS),
“IELTS adalah persyaratan untuk bahasa Inggris dimana yang skor yang diminta adalah 5,5. GLS selaku penyelenggara sudah mempersiapkan agar para kandidat yang belum mencapai skor dapat mengikuti training selama 3 bulan sebelum tes,” ujarnya.
Diakatan, 15 orang kandidat ibarat pembuka pintu bagi para pekera migran asal Kota Ambon untuk dapat bekerja di luar negeri, khususnya di Australia. Kedepan kerjasama pemkot dan GLS juga akan membuka peluang bagi pekerja tanpa keahlian khusus atau Unskilled labour seperti pekerja serabutan di di Perkebunan.
“Warga Kota Ambon yang berminat mengikuti prorgam ini, tidak perlu khawatir. Sebab pemkot telah menjalin MoU dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dalam rangka penempatan perlindungan kepada pekerja migran,” jelasnya.
Direktur GLS, Linda Reeves menyebut tujuan dari program kerjasama tersebut adalah membuka kesempatan bagi pemuda/pemudi Kota Ambon untuk bekerja di luar negeri dengan batas usia 23-45 tahun.
“Kita upayakan April sudah masuk Australia. Berikut akan kita buka lagi rekrutmen pekerja asal Ambon, karena di Darwin kekurangan karyawan. Misalnya untuk bekerja di perkebunan,” pungkasnya. (MON)