Oknum TNI-Polri Bersitegang di Gunung Botak

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID, AMBON, — Dua oknum TNI-Polri di Namlea, Kabupaten Buru, terlibat adu mulut. Keduanya bersitegang ketika razia penambang ilegal di Gunung Botak, pekan lalu. Videonya kemudian viral di media sosial.

Aksi anggota Brimob Polda Maluku berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) dan Serka Marjan, Babinsa Waeyapo, cekcok mulut saat sweeping tromol.

Diduga Babinsa 1506-04 itu tak terima ada razia tromol warga. Video yang viral itu, disebutkan bahwa sweeping harus ada pemberihuan kepada kepala desa.

“Sekarang kamu suruh masyarakat menghadang kita. Bagaimana bahasa kamu ke masyarakat itu mempermalukan kita (polisi),” kata oknum Brimob sebagaimana dikutip dari video yang diunggah.

Dia melanjutkan, untuk penertiban tromol, itu tidak ada urusan dengan siapapun juga, termasuk berkoordinasi bersama Babinsa. “Bukan kami harus berkoordinasi dengan kamu. Kami menyurati Dandim. Pangkat apa kamu kita koordinasi sama kamu. Apa saya harus lapor kamu,” tukas Brimob itu sembari menujukan wajah Serka Marjan.

Terkait persoalan tersebut, Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol M. Roem Ohoirat mengaku kalau kejadian tersebut hanyalah kesalahpahaman. Kejadian itu juga sudah diselesaikan secara kekeluargaan oleh kedua belah pihak.

“Bapak Kapolda Maluku (Irjen Pol Lotharia Latif) juga sudah berkoordinasi dengan Bapak Pangdam XVI/Pattimura (Mayjen TNI Ruruh A. Setyawibaya), dan kejadian itu hanyalah kesalahpahaman saja, sudah diselesaikan kedua pihak,” kata Kabid Humas Polda Maluku, kepada rakyatmaluku.fajar.co.id, Minggu, 5 Februari 2023.

Ohoirat mengaku, video adu mulut yang tersebar viral di medsos tidak utuh dan hanyalah penggalan. Adu mulut terjadi karena adanya mis komunikasi.

“Kami juga salut kepada kedua anggota itu karena tidak sampai terlibat adu fisik. Ini juga pertanda keduanya saling menghargai. Hanya karena viral saja di medsos, sehingga menimbulkan multitafsir,” jelasnya.

Senada dengan Ohoirat, Kapendam XVI/Pattimura Adi Prayoga, menambahkan, persoalan adu mulut tersebut sudah diselesaikan oleh kedua belah pihak secara kekeluargaan.

“Sekali lagi kami sampaikan bahwa kejadian itu hanya salah paham saja dan mis komunikasi antara anggota Babinsa dengan anggota Brimob. Tapi semuanya sudah berakhir, dan sudah diselesaikan secara damai,” terangnya.

Polda Maluku sendiri saat ini tengah melaksanakan operasi penertiban terhadap Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) di kawasan tambang emas Gunung Botak, Buru.

Operasi penertiban terhadap para penambang ilegal tersebut dilakukan bersama tim terpadu yang meliputi TNI, Polri dan instansi terkait lainnya.

“Jadi operasi ini dilakukan oleh tim terpadu bersama TNI dan instansi terkait. Kalaupun ada hambatan di lapangan pasti diselesaikan dengan baik dan masing-masing kesatuan telah melakukan pembinaan terhadap yang bersangkutan,” tambah Ohoirat.

Operasi penertiban dilakukan karena masyarakat kerap mengeluhkan seringnya terjadi tindakan kriminalitas di kawasan tambang. “Masyarakat juga melaporkan kalau aktivitas tambang merusak lingkungan, dan sudah beberapa kali terjadi kriminalitas yang meresahkan warga,” katanya.

Selain itu, kata dia, berdasarkan laporan yang diterima, masyarakat juga mengaku banyak orang luar dari Pulau Buru yang masuk melakukan aktivitas PETI di Gunung Botak. (AAN)

  • Bagikan