RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID, POLRESTAAMBON, — Salah satu pekerja di Bengkel Sederha di kawasan Halong Atas, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Korban bernama Nono Sudjadi.
Pria kelahiran 1960 itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Jumat (3/2/2023), sekira pukul 11.30 WIT dalam posisi terbaring dalam kamar tidurnya, mulutnya pun mengeluarkan bercak darah.
PS Kasi Humas Polresta Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Iptu Moyo Utomo membenarkan temuan mayat salah satu pekerja di Bengkel Sederhana itu.” Iya, korban warga Jawa Timur. Jenazah korban sementara masih berada di RS Bhayangkara Tantui, dan rencananya besok (Minggu 5/3/2023-red) jenazah korban akang di pulangkan ke kampung halamanya di Jawa Timur,” ujar Moyo, Sabtu (4/2/2023).
Lebih lanjut dijelaskan mantan Wakapolsek Leihitu itu, berdasarkan keterangan saksi, Rian Rusdianto, rekan kerja korban saat itu Ia sementara bekerja di kemudian dipanggil pemilik bengkel, Dede Kristian Sulastio.
Rian dipanggil Dede menanyakan keberadaan dan mengecek korban dikamarnya. Rian pun menuju ke kamar dan mengetuk pintu kamar, namun tidak ada jawaban sehingga pemilik bengkel menyuruh Rian untuk mendobrak pintu kamar korban.
Setelah setelah mendobrak, Rian melihat korban dalam keadaan tertidur dan bercak darah keluar dari mulut serta lendir keluar dari mulut korban. Rian pun kemudian bergegas memberitahukan Dede, pemilik bengkel dan beberapa rekan kerja lainya.
Temuan ini kemudian di laporkan ke pihak kepolisian. Setelah mendapat laporan personil Polsek Bagula dan identifikasi Polresta Ambon dan Pulau-pulau Lease tiba di lokasi kejadian (TKP) sekira pukul 12.30 WIT mengevakuasi korban ke RS Bayangkara, Tantui, Ambon.
Hasil pemeriksaan dokter, kata Moyo, korban diduga meninggal dunia akibat sakit.” Diagnosa Dokter yang memeriksa, kematian korban diduga karena menderita penyakit maag. Karena di kamar korban juga di temukan satu botol obat sirup maag Freshmog dan satu strip obat maag Lansoprazole,” jelas Moyo lagi.
Setelah dijelaskan ke pihak keluarga, kata Moyo, menerima dan iklas atas kematian korban dan menolak untuk dilakukan otopsi,” tambah Moyo.(*).