Kuliah Gratis untuk Anak Pelaku Utama Perikanan

  • Bagikan

Kepala Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Waiheru Ambon / Pimpinan Politeknik KP Maluku, Dr. Achmad Jais Ely,ST.,M.Si saat tampil di ruang Podcast Rakyat Maluku.

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID, AMBON, — Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Maluku memberikan kesempatan bagi anak-anak Maluku yang memiliki latar belakang sebagai anak pelaku utama perikanan (nelayan, pembudidaya, dan petambak) untuk melanjutkan studi secara gratis di kampus tersebut.

Kepala Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Waiheru Ambon / Pimpinan Politeknik KP Maluku, Dr. Achmad Jais Ely,ST.,M.Si., mengatakan bahwa jangan sampai para lulusan dari Poltek KP Maluku beralih profesi.

“Dia anak nelayan, bapaknya punya perahu kecil, punya dayung kecil, maka anaknya harus jadi nahkoda, pakai dasi di kapal besar. Tapi kalau bapaknya nelayan tapi anaknya jadi PNS maka tidak ada nelayan-nelayan baru,” kata Ely kepada media ini, di sela-sela acara podcast Obrolan Rakyat Maluku (ORM), di Studio Rakyat Maluku, Jln. Pantai Mardika Ambon, Jumat, 3 Februari 2023.

Dirinya menegaskan bahwa pola pikir atau mindset itu yang ingin mereka rubah, artinya bahwa para lulusan Poltek KP Maluku harus berpegang teguh bahwa mereka anak nelayan, bapak mereka nelayan dengan perahu kecil, mama mereka penjual ikan, tapi kedepan mereka harus bisa menjadi penjual ikan level atas.

“Mereka harus punya klostorage dan perusahaan ikan, dan harus menjadi pembudidaya ikan dengan skala besar,” tegas Ely.

Dijelaskan, anak Maluku harus bisa mengelola hasil ikannya sendiri jangan sampai dikelola oleh orang luar. Karena Maluku ini provinsi penghasil ikan terbanyak di Indonesia.

“Siapa yang akan kelola Laut Buru yang begitu besar, kemudian Laut Arafura kalau bukan kita sendiri. Motivasi itu yang harus kita berikan kepada mereka,” jelasnya.

Dia menambahkan, langkah-langkah preventif yang secepatnya penting untuk dilakukan, pertama ingin pastikan bahwa menerima taruna betul-betul anak pelaku utama.

“Dalam artian bahwa mereka 100 persen merupakan anak dari orang tua yang berprofesi sebagai nelayan. Jangan sampai ada yang mengaku-ngaku sebagai anak pelaku utama,” tambah dia.

Itu yang penting, pasalnya diakui oleh Ely, anak-anak dengan latar belakang tersebut yang berhak untuk kuliah gratis. Olehnya itu merek harus benar-benar dipastikan dengan bukti administrasi Kartu Keluarga (KK).

“Dan yang kedua, memastikan anak pelaku itu terdistribusi merata di 11 kabupaten/kota. Sehingga jangan sampai domain mahasiswa tidak seimbang, misalnya ada yang komen wah ini kok cuma dari Maluku Tengah dan Kota Ambon saja, seperti itu,” akui dia.

Selanjutnya ucap Ely, pihaknya berupaya untuk mempertahankan prestasi kampus yang memiliki tiga program studi itu.
Lantaran selama ini banyak prestasi yang sudah diraih.

“Tinggal bagaimana mempertahankan prestasi-prestasi yang sudah ada. Karena kalau tidak dipertahankan, maka akan menurunkan kualitas dari SUPM Waiheru atau Politeknik Perikanan Maluku, tentu dengan jumlah pegawai yang tidak bertambah dan hanya itu-itu saja maka perlu mendapat perhatian agar kinerja yang baik terealisasi dan berdampak pada lulusan mahasiswa yang berkualitas,” tandasnya.

Setiap tahun dirinya mengungkapkan bahwa, mereka diberikan indikator kinerja utama melalui perjanjian kinerja dari pimpinan.

“Saya ingin pastikan bahwa dari 16 indikator kinerja yang diberikan dapat dicapai, lantaran tahun 2022 kemarin semua indikator tercapai. Harapannya adalah dengan pengalaman 2022, ditahun selanjutnya harus lebih maju,” ungkap dia lagi.

Ditanya perihal tantangan yang akan dihadapi, Ely mengaku pasti ada tantangan. Misalnya, serapan lulusan yang misalnya 75 persen lulusan sudah harus bekerja.

“Ini adalah tantangan kalau kita tidak bekerja sama dengan banyak dunia usaha dan dunia industri, mereka tidak mungkin tercapai peluang kerja itu. Dan saya ingin mengatakan bahwa kami tidak berpatokan pada target 70 persen itu,” kata dia.

Karena kalau misalnya kita bekerja dengan target sambungnya, maka otomatis yang kita kejar hanyalah target belaka.

“Namun, kami ingin pastikan bahwa mereka betul-betul ingin bekerja dan punya penghasilan, sehingga dia bisa mandiri menghidupi dirinya dan keluarganya. Dalam konsep ini dia bisa membawa kebahagiaan bagi orang tuanya,” demikian Dr. Achmad Jais Ely,ST.,M.Si. (SSL)

  • Bagikan