RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR, — Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) berkolaborasi dengan AAS Foundation menggelar Business Matching atau Temu Bisnis UMKM guna memperkuat posisi ekonomi maupun pasar UMKM di AAS Building, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (28/1/2023).
Ketua Umum IKA Unhas sekaligus Founder AAS Foundation, Andi Amran Sulaiman menjadi pembicara utama dalam gelaran ini.
Dengan segudang pengalamannya di dunia bisnis memulai dari titik terendah hingga puncak keemasan, Andi Amran memecut semangat ratusan pelaku UMKM agar dapat tumbuh pesat menembus pasar bukan hanya dalam negeri tapi juga hingga ke mancanegara.
“UMKM harus naik kelas. Harus punya strategi cerdas agar bisa tumbuh pesat menembus pasar. Menjadi pengusaha agar bisa melompat jauh menjangkau pasar yang lebih luas,” ujar Andi Amran dalam sesi ‘BEBAAS: Bincang Bisnis Eksklusif AAS Foundation’.
Mantan Menteri Pertanian ini menyebut UMKM adalah penopang keberlangsungan ekonomi. Satu UMKM saja dapat menyelesaikan persoalan pengangguran serta menggenjot pertumbuhan ekonomi.
“Bayangkan, satu UMKM saja bisa menyerap tenaga kerja 10 orang. Satu UMKM itu bisa kita menyelesaikan masalah pengangguran di Indonesia sebanyak 10 juta orang dan UMKM ini mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi kita 90 persen. Luar biasa,” ungkapnya.
Untuk mewujudkan itu, Amran menginginkan terbangunnya ekosistem bisnis terlebih dulu. Membangun sinergitas, saling berbagi ilmu dan pengalaman sesama pelaku usaha.
“Dari situ akan ketahuan apa masalah yang dialami. Apakah soal pendanaan, ataukah koneksi yang kurang. Kita cari jalan keluarnya sama-sama. Kalau ini kita sentuh sistem klaster ekosistem kita bangun itu dampaknya luar biasa,” tutur Founder Tiran Group itu.
Amran menegaskan, sebagai pengusaha dirinya mengaku kesepian. Mimpinya mencetak sejuta pelaku UMKM sudah di depan mata terwujud.
“Hari ini mimpi terbesar kami adalah bagaimana berbuat untuk saudara, untuk umat, untuk bangsa. Itu mimpi terbesar kami. Kita boleh terlahir miskin, tapi jangan mati miskin,” pungkasnya. (dra/fajar)