Murad versus Assagaff Jilid II

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Nama Gubernur Maluku, periode 2014-2019, Said Assagaff kembali seksi terdengar belakangan ini. Mantan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Maluku itu, digadang-gadang bakal kembali bertarung memperebutkan kursinya yang direbut Irjen Pol (Purn) Murad Ismail, beberapa tahun lalu.

Pertarungan Assagaff versus Murad jilid II itu bukan tidak mungkin. Peluangnya terbuka sangat lebar. Saat ini, nama mantan Sekda Provinsi Maluku itu, digadang-gadang akan diusung beberapa partai politik. Salah satunya adalah Partai Golkar.
Sedangkan Gubernur Maluku, Murad Ismail, hampir dipastikan akan diusung Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.

Akademisi asal Universitas Pattimura (Unpatti), Poly Koritelu mengungkapkan, secara universal peluang bertarung kembali kedua figur itu masih terbuka. Apalagi, tidak ada batasan bagi keduanya. Mereka, kata Dosen Ilmu Politik ini, berhak meramaikan kembali Pilgub Maluku di tahun 2024 mendatang, dengan syarat mereka didukung oleh parpol yang selama ini keduanya terlibat didalamnya.

“Saya kira setiap orang punya hak yang sama sesuai obsesi dan ambisi untuk Pilgub Maluku 2024. Asalkan ada dukungan dari parpol sebagai syarat kendaraan mereka untuk maju,” ungkap Koritelu saat dikonfirmasi media ini via selulernya, Kamis, 12 Januari 2023.

Selain head to head antar keduanya, Koritelu juga mengungkapkan peluang maju bertarung juga dimiliki figur-figur pendatang baru. Sebut misalnya, Jeffry Apoly Rahawarin dan Febry Calvin Tetelepta. Tentu tolok ukur mereka bertarung adalah hasil survey.

“Seperti dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang terus memperlihatkan adanya kenaikan elektabilitas dan popularitas dari para kandidat-kandidat tersebut. Karena survey ini akan menjadi tolok ukur juga untuk peluang kemenangan mereka,” ujarnya.

Berbicara soal head to head antara Murad Ismail dengan Said Assagaff, menurut Koritelu akan sangat mudah bagi masyarakat untuk menilai kinerjanya keduanya.
Said Assagaff, bisa dinilai secara objektif dari raihan prestasi yang ditorehkan selama memimpin Maluku. Begitu juga dengan Gubernur Maluku, Murad Ismail.

“Said Assagaff merupakan birokrat murni yang berangkat dari bawah sampai pada jabatan gubernur, karena itu pengetahuan dan pengalaman beliau dalam dinamika pengelola birokrasi cukup baik. Setelah itu beliau diganti Pak Murad, yang datang dengan latar belakang Brimob. Tentu masyarakat bisa menilai dan memberi semacam komparasi atas kinerja kedua calon ini,” paparnya.

Jika keduanya head to head, maka bagaimana dengan Mayjen TNI (Purn) Jeffry A Rahawarin yang tengah gencar bersosialisasi? Seorang politisi senior di Maluku, membuat prediksi jika kelak mantan Pangdam Pattimura itu tidak akan bertarung pada Pilgub 2024.
Alasannya, kata lelaki yang juga pengusaha ini, negara enggan membenturkan para Jenderal dalam pemilihan kepala daerah. “Sebab, ada ego institusi di dalamnya. Walaupun mereka purnawirauan,” ungkapnya kepada Rakyat Maluku.

Menurutnya, Murad merupakan seorang jenderal Polisi yang pensiun dengan dua bintang dipundaknya. Sementara Jeffry A Rahawarin merupakan jenderal TNI Angkatan Darat yang pensiun dengan tiga bintang di pundaknya.
Jika kemudian, lanjut dia, keduanya bertarung memperebutkan jabatan gubernur, otomatis bawahan-bawahan loyalis mereka di institusi masing-masing akan ikut bermain ‘politik praktis’.
“Dan itu mengancam stabilitas daerah atau bahkan berefek ke skala nasional,” analisanya.

Alhasil, kata dia, ‘negara’ akan mengskenariokan agar tidak terjadi perang bintang dalam pemilihan gubernur (Pilgiub) di Provinsi Maluku. Caranya? Ya, bisa jadi ada yang tidak diberikan kendaraan politik untuk maju. Atau bahkan, ada yang diberikan jabatan empuk sebagai kompensasi tidak bertarung demi menjaga stabilitas keamanan negara.

Sayangnya, prediksi itu dibantah oleh salah satu kerabat Jeffry A Rahawarin. Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) yang meminta namanya tidak dipublish ini, dia optimis jagoannya akan maju bertarung. Sebab, hingga saat ini popularitas Jeffry terus meroket berdasarkan survey.

“Tidak benar itu. Pak Jeffry pasti bertarung. Surveynya kian bagus. Tingkat penerimaan masyarakat juga bagus kepada beliau,” tegasnya. (SSL)

  • Bagikan