RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Hanya dalam tempo sehari, dua warga Kota Ambon, ditemukan tewas gantung diri.
Mereka adalah Mohamad Hafid ((62), dan Melkias Gobae Noya (24).
Mohammad Hafid, ditemukan di kamar kosnya di Lorong Mangga, RT 004 / RW 001, Kelurahan Rijali, Kecamatan Sirimua, Kamis malam, 5 Januari, sedangkan Melkias gantung diri di Pelabuhan Perikanan Lattukolan di Dusun Ery, Desa Silale, Kecamatan Nusaniwe,
Infromasi yang dihimpun koran ini, Mohamad Hafid diduga depresi sehibgga dia nekat gantung diri.
Semantara Melkias, warga Farmasi, RT 004/RW07, Kelurahan Kudamati itu, belum diketahui penyebabnya.
Kasi Humas Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease, Iptu Moyo Utomo menejelaskan, Mohammad Hafid sebelum gantung diri pernah curhat soal susahnya mendapat pekerjaan.
“Dari hasil penyelidikan di lokasi kejadian, serta keterangan saksi-saksi, dugaan sementara korban mengalami depresi sehingga korban nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Sebelum korban mengakhiri hidupnya sempat curhat ingin akhiri hidup karena lagi susah dan tak punya uang,” ujarnya kepada Rakyat Maluku, Jumat, 6 Januari 2023.
Moyo Utomo menjelaskan korban pertama kali ditemukan oleh tetangga kamar yakni Salfia dan suaminya Rizal Wahyudi
.
Menurut Salfia, saat itu, ia sedang masak ikan. Usai memasak dan makan bersama suaminya, saksi pergi mengetuk pintu kamar korban dengan tujuan ingin memberikan lauk ikan untuk korban, namun korban tidak membukakan pintu.
Beberapa menit kemudian, saksi Rizal Wahyudi kembali lagi ke kamar korban untuk memanggil korban guna memberikan ikan. Saat memanggil korban, korban tak membuka pintu dan lampu kamar korban dalam keadaan padam.
Rizal Wahyudi, langsung membuka pintu kamar korban yang tidak terkunci. Ia kaget saat melihat korban sudah dalam posisi tergantung di depan pintu kamar mandi.
“Tujuan membuka pintu itu memberi korban makan, namun saat diketuk tidak dibuka sehingga langsung membuka pintu kamar dan terkejut korban ditemukan dalam posisi tergantung pada daun pintu kamar mandi dengan leher terikat seutas tali nilon berwarna biru,” tabdas Moyo.
Melihat hal tersebut, Rizal pun bergegas keluar dan memanggil warga setempat untuk melihat kondisi korban.
Peristiwa itu selanjutnya dilaporkan ke pihak kepolisian.
Tak lama mendapat laporan Kapolsek Sirimau, AKP Sally Lewerissa dan anggotanya bersama tim identifikasi tiba mengamankan TKP dan mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Bhayangkara di Tantui.
“Penyelidikan kasus tidak lagi dilanjutkan karena pihak keluarga korban menolak dilakukannya proses otopsi dan mengiklaskan kematian korban,” tandas Moyo.
Sedangkan jenazah Melkias ditemukan Andarias Tehupuring (56) dan anaknya, Adelsil Tehupuring.
Saat itu kedua saksi dari rumah tujuanya merendam kaki di pantai Wayasel yang bersebelahan dengan Pelabuhan Perikanan Latukolan.
Ketika tiba di pantai, saksi melihat ke arah dermaga di mana ada sesorang yang tergantung, sehingga dia mengatakan kepada anaknya bahwa kelihatan ada orang yang gantung diri.
Karena penasaran, dia dan anaknya pun pwrgi untuk melihat. Mengetahui ada yang tewas gantung diri, mereka pun memberitahukan kepada warga sekitar.
Tak lama datang masyarakat juga aparat kepolisian dari Polsek Nusaniwe. Jenazah korban kemudian diturunkan dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk keperluan autopsi.
Kasi Humas Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease Iptu Moyo Utomo yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
“Tapi keluarga menolak divisum. Korban tinggal di Kudamati dan jenazah sudah diambil keluarga,” jelasnya. (AAN)