RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Pengamat Politik, Amir Kotaromalos, mengatakan, minimnya bakal calon (balon) anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan (dapil) Provinsi Maluku, membuktikan bahwa tidak ada lagi yang bisa bermain “kucing-kucingan” alias curang untuk bisa meloloskan dirinya sendiri.
“Sekarang ini kan sudah pakai Sistem Informasi Pencalonan (SILON) dengan basis website dan internet, jadi semua sudah sangat tertanggungjawab, orang sudah tidak bisa lagi main kucing-kucingan untuk bisa meloloskan diri,” katanya, kepada koran ini, Senin 2 Januari 2023.
Menurutnya, sebanyak 16 balon anggota DPD RI dapil Maluku yang terdaftar saat ini juga menunjukan kecanggihan sistem yang menghendaki setiap balon untuk tidak lagi mendaftar seperti cara yang dulu. Hal ini juga membuktikan proses pendaftaran yang bersih.
“Jadi, proses pendaftaran seperti ini dapat dibilang bersih, dan turunnya pendaftar sah saja. Yang tidak sah itu kalau tidak ada calon sama sekali, ini menjadi tanda tanya, itu sistemnya ataukah kurang ketertarikan orang terhadap lembaga itu,” kata Amir.
Soal perbandingan dengan pendaftar DPD RI dapil Maluku di tahun 2019 lalu yakni 45 orang, Amir mengatakan bahwa cara SILON ini betul-betul menyaring siapa yang bertanggungjawab kerja untuk mengikuti aturan norma dan UU untuk dinyatakan lolos.
“Dulu kan belum secanggih sekarang, sekarang data pemilu sudah online dari data SILON berbasis data yang diberikan oleh Disdukcapil, kemudian diolah dan diperbarui, itulah data pemilu, Jadi sah saja,” cetusnya.
Ketika ditanya soal apakah incumbent masih berpeluang, menurutnya masih sangat peluang, apalagi bagi mereka yang bekerja keras dengan basis hitungannya. Namun tidak menutup kemungkinan bakal calon baru pun juga berpeluang.
“Saya kira masih punya peluang, tapi tidak menutup kemungkinan calon baru pun bisa saja. Tapi yang jelas masyarakat yang menilai siapa yang telah berbuat itu yang dia pilih,” bebernya.
Sementara itu, Ketua KPU Provinsi Maluku, Syamsul Rifan Kubangun, mengatakan presentasi pendaftar turun itu tidak dapat jawab. Yang terpenting sosialisasinya sudah dilakukan secara terbuka.
“Kita kan sosialisasinya terbuka, 21 yang ambil hasil SILOM, tapi 16 yang menyerahkan. Padahal, kita sudah melakukan sosalisasi berapa kali secara tatap muka, kemudian kita juga sudah lakukan sosalisasi dari jauh-jauh hari, kita umumkan kepada masyarakat yang mau calonkan diri ikut sosialisasi dan bagaimana proses dukungan,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 16 bakal calon anggota DPD RI menyerahkan syarat dukungan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku. Terhitung sejak penyerahan dukungan minimal pemilih dan sebaran berlangsung pada 16-29 Desember 2022.
16 bakal calon itu yakni, Ali Roho Talaohu, Miratih Dewaningsih ( petahan) Nono Sampono (petahana), Samson Yasir Alktiri, Novita Anakotta (petahana) Frankois Orno, Siti Aminah Amahouru, Abu Kasim Sangadji, H.M. Yasin Welson Lajaha, Anna Latuconsina (petahana), Melkias Frans, Hasanudin Rumra, Ali La Opa, Didon Limau, Bisri As Shiddiq Latuconsina, dan Joseph Sikteubun.
Jumlah yang mendaftar saat ini sangat sedikit dibandingkan bakal calon pada pemilu 2019 lalu yakni mencapai 45 orang. Dan sebanyak 29 orang ditetapkan sebagai calon atau peserta pemilu jalur perseorangan.
“16 dukungan berbasis KTP ini, telah diterima dalam format digital yang diunggah lewat Sistem Informasi Pencalonan (SILON) dan dokumen fisik berupa formulir model-F (penyerahan dukungan) dan formulir model-F1 (pernyataan dukungan),” kata Rifan kepada wartawan Jumat 30 kemarin.
Menurutnya, setelah dilakukan pemeriksaan lewat aplikasi SILON bersama LO (Liosion Officer) atau penghubung sebelum KPU mengeluarkan tanda terima penyerahan dukungan. KPU bakal melakukan verfikasi administrasi tahap satu dan kedua.
“Setelah lolos verifikasi administrasi tahap kedua, nanti diikutkan pada verifikasi faktual nanti jadwalnya ditentukan,” pungkasnya. (MON).