RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Komisi VII DPR RI bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Bimbingan Tekhnis (Bimtek) Pelatihan Pembuatan Aneka Snack dari Sagu dan Pengolahan Ikan Berbasis Fish Jelly, diikuti oleh masing-masing 200 peserta di Kabupaten Buru Selatan (Bursel) dan di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Maluku, Mercy Chriesty Barends, ST, yang akrab disapa MCB, dalam sambutannya mengatakan, Komisi VII DPR RI yang bermitra dengan BRIN, sangat mendorong agar hasil-hasil riset dan inovasi dapat digunakan untuk mengembangkan potensi-potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Provinsi Maluku.
“Jadi harapannya bukan saja pengetahuan yang meningkat, namun kreativitas dalam mengelola seluruh potensi pangan terkhusus sagu mampu mendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat Maluku,” ucapnya.
Dikatakan MCB, sagu merupakan jari diri masyarakat Maluku. Sehingga, masyarakat Maluku harus mampu mengelola sagu dengan baik, dan pangan lokal ini harus semakin dikembangkan lebih luas agar menjadi trendcenter khususnya di era milenial saat ini.
“Makanya kita harus mampu mendorong masyarakat kita khususnya para pengrajin sagu, agar ditingkatkan pengetahuan dan kapasitasnya melalui pelatihan atau bimbingan teknis seperti ini,” tandasnya.
Dia menjelaskan, luas areal sagu di Maluku diperkirakan 30.000 hektar, rata-rata tumbuh dan tersebar di Pulau Buru, Seram, Ambon dan Pulau-pulau Lease. Dan pemanfaatan sagu untuk industri dan pangan, kini semakin berkembang luas, dan pemanfaatan pati sagu sangat bervariasi saat ini.
“Di antaranya, pembuatan gula cair, penyedap makanan, mie, caramel, sagu mutiara, kue cracker, keperluan RT, industri perekat dan lain-lain,” jelas MCB.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, lanjut MCB, produksi sagu di Indonesia mencapai 367.132 ton pada tahun 2021. Jumlah tersebut meningkat tipis 0,09% dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Sedangkan berdasarkan wilayahnya, produksi sagu paling besar di Riau senilai 265.830 ton. Jumlah itu menyumbang 38,11% dari total produksi sagu nasional sepanjang tahun lalu. Posisinya disusul Papua dengan produksi sagu sebanyak 67.931 ton. Kemudian Maluku mencatatkan produksi sagu sebesar 9.601 ton.
“Melihat trennya, produksi sagu di dalam negeri cenderung meningkat sejak 2011-2018. Jumlahnya pun mencapai rekor tertingginya pada 2018 yang mencapai 463.542 ton. Hanya saja, produksi sagu sempat anjlok menjadi 359.838 ton pada tahun 2019,” paparnya.
Menurut MCB, kegiatan Bimtek ini telah dilakukan dengan mitra Komisi VII DPR RI lewat kegiatan Wira Usaha Bersama (WUB) IKM di empat kabupaten/ kota, yakni Ambon, SBB, Kepulauan Tanimbar dan Kepulauan Aru, dengan jumlah total 220 peserta pada Juli 2022 lalu.
Dimana, kegiatan tersebut memberikan pelatihan bagi ibu-ibu dan anak-anak muda untuk tingkatkan skill dan pengetahuan juga membantu masyarakat untuk bisa mendapatkan NIB serta menuju kemudahan sertifikasi ijin-ijinnya.
“Olehnya itu, untuk 200 orang para peserta pelatihan hari ini, diharapkan bisa menyerap pelatihan dengan semangat untuk memajukan perekonomian keluarga dan meningkatkan mutu kualitas hasil produksi yang dibuat,” harap MCB.
Sedangkan data dari KKP melalui Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, lanjut MCB, nilai ekspor perikanan dari Provinsi Maluku pada triwulan III 2022 mencapai 36,66 juta dollar AS dan naik 153% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 (14,49 juta dollar AS).
Dimana, selama triwulan III 2022 produk perikanan Maluku menembus pasar ekspor ke 10 negara, yaitu China, Amerika Serikat, Vietnam, Jepang, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Korea, Thailand dan Australia.
“Dengan komoditas unggulan yaitu udang vannamei yang nilai ekspornya mencapai 20,24 juta dolar AS, ikan tuna sebesar 14,62 juta dolar AS dan ikan kerapu sebesar 1,66 juta dollar AS,” tutur MCB.
Sementara data dari Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Maluku, bahwa untuk potensi perikanan tahunan sebesar 1,62 juta ton. Dimana, pada tahun 2021 Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia mencatat produksi ikan Maluku sebesar 543.371 ton.
“Data dari Badan Pusat Statistik (2021) mencatat Maluku memproduksi lebih dari 620 ribu ton dari perikanan budidaya dengan perikanan budidaya laut sebagai penyumbang terbesar pada 2019,” ungkap MCB.
Dikatakan MCB, pelatihan bimtek ini kedepannya bisa disinergikan dengan pelatihan WUB IKM melalui mitra kerja Kemenperin di Komisi VII DPR RI. Dimana, pada Juli 2022 lalu sudah dilakukan pelatihan WUB IKM ini di empat kabupaten/ kota, yakni Ambon, SBB, Kepulauan Tanimbar dan Kepulauan Aru, dengan peserta 20 orang/kegiatan.
“Mereka dilatih selama tiga sampai dengan empat hari, dan di akhir kegiatan diisi dengan instansi yang berhubungan dengan permodalan, sertifikasi ijin halal, NIB dan lainnya,” tuturnya.
Di kesempatan itu, Peneliti di Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN, Dr. Ir. Rein Estefanus Senewe, M.Sc, mengatakan, kegiatan ini merupakan program BRIN Berbakti Untuk Negeri tahun 2022.
“Tujuan dari pelatihan ini mengangkat kembali dan mengembangkan potensi sumber daya lokal untuk dikembangkan menjadi makanan ringan yang berbasis sagu. Selain itu masyarakat dapat lebih kreatif mengolah sagu menjadi berbagai produk makanan yang lebih menarik,” ucapnya.
Untuk diketahui, di Kabupaten Bursel, kegiatan bimtek berlangsung di Aula Kantor Bupati Kota Namrole, yakni pembuatan aneka snack dari sagu pada 7 Desember 2022 dilanjutkan pengolahan hasil perikanan berbasis fish jelly
pada 8 Desember 2022.
Sedangkan di Kabupaten SBB, kegiatan bimtek berlangsung di Cafe GR Kota Piru, yakni pembuatan aneka snack dari sagu pada 9 Desember 2022 dilanjutkan pengolahan hasil perikanan berbasis fish jelly
pada 10 Desember 2022.
Kegiatan di dua kabupaten itu dibuka secara resmi oleh Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Maluku, Mercy Chriesty Barends, ST. (RIO)