RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBIS) Unpatti melakukan upaya mendorong antisipasi korupsi sejak dini untuk para mahasiswa dilingkupnya.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jurusan Akuntasi FEBIS Unpatti, Dr. Ferry Hendro Basuki, SE ., M.Si, Ak ., CA., bahwa korupsi adalah musuh bersama yang harus dibabat habis. Lantaran melihat pada fakta yang ada, dimana anggaran daerah banyak yang dikorup oleh oknum-oknum pejabat.
“Makanya Kegiatan meperingati hari antikorupsi sedunia ini, dimotori oleh semangat kita untuk memerangi korupsi. Kebetulan Dimata kuliah akuntansi publik ini, materi materi yang kita bahas adalah bagaimana mengelola keuangan dan anggaran negara dari pusat sampai di daerah. Tentu dengan semangat inilah kita ingin melibatkan mahasiswa agar tidak terdorong dalam aktivitas korupsi hari ini dan seterusnya,” ungkap Ferry, saat ditemui usai kegiatan mimbar bebas dalam memperingati hari antikorupsi internasional, di Halaman FEBIS Unpatti, Rabu, 7 Desember 2022.
Dijelaskan, sesuai dengan amanat kurikulum merdeka belajar salah satunya membuat studi kasus, dimana mahasiswa terlibat dalam pemikiran untuk membedah dan menganalisis suatu kejadian.
“Karena kita tahu korupsi bukan fenomena tapi yang menyebabkan orang korupsi itu adalah fenomena, jadi kita melihat kesimpangan- kesimpangan itu. Pejabat silih berganti dan yang menetap adalah instansi atau negara. Jangan sampai negara ini kerdil terus karena tingkah laku orang di struktur yang menyimpang,” jelasnya.
Pasalnya kalau dikembalikan berdasarkan teori ada emapt hal yang harus dipertimbangkan yang bisa menjadi faktor pendorong korupsi, diantaranya kesempatan kewenangan, rasionalisasi dan tekanan pada manusia.
“Kebetulan mahasiswa saya ini enerjik dan aktif, makanya saya memberikan ide kemudian mereka eksekusi. Artinya apa tidak ada generasi muda yang malas, tapi para orang tua harus memotivasi,” ucapnya.
Ditanya persoalan dukungan dari pihak universitas, Ferry mengaku sangat bagus dan maksimal dalam hal fasilitasi, sebab hal ini juga sejalan dengan mengemban misi untuk melaksanakan aktivitas dies natalis.
“Minimal kelas saya bisa berkontribusi dengan harapan kedepan mahasiswa yang nantinya menjadi pemimpin memiliki fondasi, imam, pengetahuan, dan leadership yang kuat untuk membentuk karakter bangsa. Artinya kita garap dari tiap individu untuk menyebar paham antikorupsi ke masyarakat,” pungkasnya.
Senada dengan itu, Ketua Panitia Hari Antikorupsi Internasional, Hairudin mengatakan sudah melakukan persiapan satu bulan sebelumnya.
“Kami melakukan penggalangan dana berupa bazar, dan hasilnya Rp. 6 juta. Kemudian ada juga sumbangan dari pihak-pihak lain dengan nilai Rp. 2 juta,” tuturnya.
Kendala yang dihadapi akui Hairudin, adalah proses komunikasi dengan panitia lain lantaran berbeda kelas dan juga angkatan kuliah.
“Proses kami menyesuaikan waktu dengan jam kuliah dan ada juga yang tidak sepemikiran, namun semua itu bisa terselesaikan. Buktinya dengan keberhasilan dari even ini. (SSL)