RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Namlea, dr. Helmy Koharjaya, mengancam akan mempolisikan akun Facebook (FB) Tache Fua. Sebab, postingan akun tersebut dinilai telah mencemarkan nama baik rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Buru dan nama baik para pegawai rumah sakti.
“Katanya kita telantarkan pasien dan lain-lain, ada juga yang komen maki-maki petugas rumah sakit, kita merasa dirugikan. Dengan dia buat postingan seperti itu, kita merasa dicemarkan nama baiknya. Ini kita lagi buat kronologisnya semua, jadi kalau di ambil BAP kan ada semua, besok (hari ini) kita lapor,” ancam dr. Helmy, saat dikonfirmasi koran ini via selulernya, Selasa, 6 Desember 2022.
Dia mengakui, selama ini pihaknya selalu diam dan tidak pernah melapor ketika dibully dan difitnah dengan berbagai tuduhan berita hoax yang beredar dari luar tanpa ada konfirmasi langsung ke pihak RSUD Namlea untuk kebenaran informasi tersebut.
“Banyak mereka buat berita hoax tidak konfirmasi dengan pihak rumah sakit dan hanya mendengar sepihak, akhirnya kita di bully. Kali ini saya tidak mau kasih toleransi lagi. Ada oknum anggota TNI yang ikut komentar juga, saya sudah cek posisinya, saya sudah usut itu, nanti akan dilaporkan juga,” ungkap dr. Helmy.
Dia menceritakan, seorang ibu hamil yang masuk ke RSUD Namlea untuk persalinan merupakan pasien plasenta previa. Dimana dokter yang menangani pasien plasenta previa untuk dilakukan operasi cesar sementara mengikuti kegiatan di luar. Sehingga pasien harus dirujuk ke rumah sakit lainnya.
“Waktu dalam proses rujukan ke RSUP dr. J. Leimena itu ditolak. Sementara pasien sudah jalan dengan Kapal Feri. Dan pihak kita masih terus mengkomunikasikan agar pasien dapat diterima, tapi tetap masih ditolak. Akhirnya pasien di arahkan ke RS Al Fatah,” jelasnya.
Sesampainya di RS Al Fatah, lanjut dr. Helmy, dua pegawai RSUD Namlea yang sejak awal mendampingi pasien langsung melakukan serah terima pasien dengan pihak RS Al Fatah. Dimana, saat itu kondisi pasien dilaporkan dalam keadaan baik.
“Pegawai yang dampingi pasien itu kan wajib buat laporan kesehatan pasien dan dikirim balik ke kita. Jadi, soal bayi pasien meninggal, bukan salah kita di sini. Karena kalau sudah serah terima, maka pasien sudah tidak lagi menjadi tanggungjawab kita,” tegasnya.
“Prinsipnya, kita sudah bekerja sesuai prosedur, tidak sembarangan. Kalau mereka katakan bahwa pasien di tinggalkan di sana (RS Al Fatah), itu kan memang sudah menjadi urusan di sana, bukan di kita lagi,” tambah dr. Helmy.
Sementara itu, Akun FB Tache Fua yang coba dikonfirmasi media ini melalui Aplikasi Messenger (Pesan FB), tidak berhasil terhubung hingga berita ini diterbitkan. (RIO)