RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Gubernur Maluku, Murad Ismail, diwakili Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) Habibah Saimima, melaunching 13 Proyek Perubahan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXV Tahun 2022 lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, di Gong Perdamaian Kota Ambon, Sabtu, 3 Desember 2022.
13 Proyek inovasi itu yakni, Sinergitas Penanganan KTA, Duku Manis dan Sejahtera, Strong Buss, Kabareskrim, Staper Tipe B, SOP BJ, Beta Sikad, Sang Garuda, Garda MI, Satpol BBM, Tekadmu Lantas Berproses, Cek Wasit dan Rekayasa Pelita Surya.
Dalam sambutan Gubernur yang dibacakan Asisten III, dikatakan bahwa sangat penting bagi Aparatur Birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Maluku dengan program satu Organsiasi Perangkat Daerah (OPD) satu Inovasi setiap tahunnya.
“13 Proyek Perubahan ini hendaknya tidak sekedar dilaunching, tetapi setiap pimpinan OPD wajib mengimplementasikan secara real pada unit kerjanya masing-masing,” harap Gubernur.
Gubernur juga mengapresiasi seluruh OPD yang telah mengangkat status Maluku dari kurang inovatif menjadi inovatif.
“Saya minta agar kita tidak cepat puas dengan capaian yang diraih, dan bisa tetap bersaing dengan daerah-daerah lainnya, sehingga Maluku bisa menjadi daerah yang sangat inovatif,” ujarnya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemrov Maluku dengan Polda Maluku, Kejaksaan Tinggi Maluku, Pengadilan Tinggi Ambon, Kanwil Hukum dan Ham Provinsi Maluku, Pengadilan Tinggi Agama Ambon, dan Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku.
Di kesempatan itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Maluku, Daniel Eduard Indey, yang juga Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), yang melakukan terobosan baru dengan menciptakan Aplikasi Cegah Konflik Lewat Sistem Digital (Cek Wasit), mengatakan, aplikasi ini sebagai salah satu inovasi dalam rangka mendukung penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Aplikasi ini disiapkan dalam rangka penyelenggaraan Pemilu 2024, karena konstalasi politik pasti akan meningkat mulai dari tahun 2023-2024. Untuk itu kita lakukan antisipasi melalui aplikasi ini,” kata Indey saat memaparkan latar belakang inovasinya.
Di Maluku, lanjut Indey, belum dapat memetakan daerah-daerah rawan konflik. Selain itu, masyarakat juga belum memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal, padahal sekarang era digital.
“Dari latar belakang inilah maka kami mencanangkan program Cek Wasit melalui sistem informasi digital. Jadi ada sebuah aplikasi berbasis android yang akan digunakan secara khusus untuk monitoring informan,” lanjut dia.
Dia menjelaskan, Informan yang akan menggunakan aplikasi tersebut tersebar di tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi. Sehingga, lewat aplikasi ini user atau para pemimpin ditingkat pemerintahan mendapatkan real time menemukan informasi konflik di daerah tertentu.
“Contohnya jika ditingkat desa ada konflik antara batas desa, nah disitulah informan akan memberikan informasi melalui fitur di aplikasi Cek Wasit dan secara berjenjang para pengguna aplikasi dapat mengetahui informasi konflik tersebut,” jelasnya. (RIO/ SSL)