RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Puluhan pedagang mendatangi Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Rabu 26 Oktober 2022. Kedatangan mereka karena tidak terima lapak yang masih difungsikan untuk berjualan dibongkar.
Salah satu pedagang, Haji Pia, mengatakan, pihak pedagang tidak keberatan kalau lapak atau kios yang tidak pernah diperbaiki dan tidak pernah ditempati, di bongkar. Namun yang menjadi persoalan adalah lapak yang dibongkar itu masih ada pedagang yang tempati dan selama ini berjualan.
“Memang kita punya lapak atau kios itu dari Asisten 2 sudah pernah turun cross, yang mana yang tidak berjualan harus dibongkar. Tapi selama ini pedagang di situ berjualan,” katanya kepada wartawan, di Balai kota Ambon.
Menurutnya, karena kondisi yang tidak memungkinkan, sehingga para pedagang membuka barang dagangannya diatas pukul 11:00 siang. Bukan hanya itu, orang-orang yang mau membeli dagangan juga terkendala di akses masuk.
“Ini kan kondisi karena di bagian lapak pasar apung di depan belum ditertibkan, orang punya akses masuk ke dalam tidak ada. Orang tidak tau kalau ada toko di belakang,” cetusnya.
Dijelaskan, yang terkena pembongkaran sekitar 39 lapak atau kios itu adalah para pedagang yang kena dampak revitalisasi yang direlokasi. Sayangnya, lapak mereka tetap dibongkar.
“Sekitar 270 kios itu kita semua pedagang yang tidak berjualan di terminal dan di badan jalan. Kenapa kita kena dampak bongkar? memang betul ada kios yang kosong, jadi bongkar yang kosong jangan bongkar yang sudah diperbaiki dan sudah ada barang di dalam, kita berjualan barang tiap hari,” terang Pia.
Menanggapi hal itu, Asisten Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Ambon, Fahmi Salatalohy, mengatakan, yang terdapak pembongkaran itu di pasar terapung bagian lorong dua dan tiga. Hanya saja yang 39 lapak yang terdampak pembongkaran itu ada sebagain para pedang punya barang jualan, tetapi tetap di bongkar.
“Saya tidak turun di tempat pembongkaran. Tapi saya sudah bicara dengan para pedagang untuk mencari solusi, saya minta waktu untuk bicarakan dengan Indag, kita lihat ada lapak yang masih kosong di depan, kita bicarakan dengan pihak pengembang,” kata Fahmi di ruang kerjanya.
Dia mengakui, sasaran pembongkaran di belakang lost yang tidak ada penjualnya yang memang tiga minggu yang lalu sudah kasih tanda cross. Tapi ternyata ada beberapa pedagang yang lapaknya dijadikan tempat jualan tapi kemudian dibongkar.
“Yang dibongkar itu ada sekitar 39 lebih. Untuk lapak yang kosong itu tetap akan yang dibongkar. Karena itu tempat-tempat yang sudah di identifikasi. Artinya ada keluarga yang tinggal di situ,” pungkas Fahmi. (MON)