RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — PT. Bank Maluku-Maluku Utara (Malut) kembali melaksanakan kegiatan sosial untuk yang kedua kalinya menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke 61 yang jatuh pada 25 Oktober 2022 hari ini. Yaitu, Tebus Murah sebanyak 1.000 paket sembako, yang bertempat di halaman Kantor Bank Maluku-Malut, Kota Ambon, Senin, 24 Oktober 2022.
Tebus Murah dimaksud merupakan penjualan paket sembako dengan harga Rp 61 ribu per paket yang berisikan gula 2 kg, minyak kelapa 2 liter dan beras 5 kg. Untuk mendapatkan kupon pembelian paket sembako ini, setiap warga harus mengantri dan menunjukkan KTP asli.
Pantauan media ini, ratusan warga sudah mulai mengantri di depan stand registrasi penjualan sembako sejak pukul 09.00 Wit. Selain stand registrasi, terlihat beberapa Stand UMKM atau debitur binaan yang juga turut meriahkan HUT Bank Maluku-Malut tahun 2022, di antaranya Stand Rujak Natsepa, Stand Sayur Hidroponik dan Stand Ikan Asar.
Direktur Utama PT. Bank Maluku – Malut, Syahrisal Imbar, kepada koran ini mengatakan, perayaan HUT Bank Maluku-Malut juga diselenggarakan di setiap cabang Bank Maluku-Malut melingkupi dua provinsi, yaitu Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara.
“Jadi masing masing cabang melakukan kegiatan. Ada pagelaran lomba-lomba dan aksi sosial khususnya di Kota Ambon,” kata Imbar.
Dia menambahkan, dalam kegiatan Tebus Murah ini, pihaknya bekerja sama dengan Perum Bulog Ambon untuk menyediakan 1.000 paket sembako yang akan ditebus dengan harga Rp 61 ribu.
“Jumlah ini sesuai dengan HUT Bank Maluku Malut yang ke 61 tahun ya, dan ini kelihatan ramai sekali,” tambah dia.
Kegiatan-kegiatan seperti ini, menurut dia, akan dijadwalkan setiap tahunnya. Termasuk saat perayaan dalam rangka Natal dan Tahun Baru 2023 juga akan agendakan. Hal ini bertujuan agar menekan inflasi dan membantu pengendalian inflasi di Maluku.
Imbar menjelaskan, Bank Maluku-Malut di usia ke 61 tahun ini, merupakan umur yang tidak remaja lagi. Sejauh ini sudah mengalami pertumbuhan yang sangat baik namun sempat juga mengalami kendala.
“Sebagaimana kita ketahui perbankan di Indonesia mengalami masa-masa sulit, ketika ada krisis ekonomi tahun 2000 dan di tahun 2004. Apalagi dikaitkan dengan regulasi, pernah Bank Maluku mengalami kendala ketika menjadi bank buku 2, artinya harus menyiapkan modal inti sebesar Rp 1 triliun.
“Dan ketika itu berhasil dilalui Bank Maluku-Malut. Bahkan, sekarang modal sudah di atas Rp 1 triliun, yang mana sudah berada di angka Rp 1,5 triliun. Apalagi dengan adanya ketentuan OJK 2022, dimana Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia harus memiliki modal inti Rp 3 triliun sampai akhir Desember 2024,” tambah Imbar.
Dikatakan Imbar, pihaknya telah melakukan banyak upaya untuk memenuhi ketentuan yang diberikan, antara lain dengan mengharapkan penambahan modal dari pemegang saham dan juga laba ditahan atau retained earnings.
Ketika ditanya gebrakan Bank Maluku-Malut di tahun yang akan datang, Imbar mengungkapkan saat ini pihaknya sedang menyusun Corporate Plan atau rencana bisnis untuk lima tahun kedepan salah satunya bagi pengembangan IT.
“Jadi rencananya kita sudah mengembangkan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Pemda Maluku atas inisiasi dari Departemen Dalam Negeri,” ungkapnya.
Dia juga membeberkan perkembangan Bank Maluku-Malut terkait Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mana sudah di angka 27 persen, kinerja keuangan sisi permodalan sudah 27 persen, padahal disyaratkan OJK di angka delapan persen.
“Kita sudah menjadi BPD ketiga di Indonesia yang melaksanakan SIPD sejak akhir tahun lalu. Setelah itu kita lagi pengembangan Coorparte plan 5 tahun diperkirakan aset kita diatas Rp10 triliun dan berharap laba kita berkembang,” pungkasnya. (SSL)