RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Apa jadinya jika sebuah negara berdiri tanpa memiliki tentara? Hal ini dapat dianalogikan bagai tubuh seseorang tanpa nyawa, ia tidak berdaya dan tak mampu mempertahankan dirinya dari bahaya.
Salah satu fungsi tentara sebagai alat pertahanan negara adalah mencegah atau menangkal segala bentuk ancaman dari dalam maupun luar negeri, yang dapat mengganggu kedaulatan, keutuhan, serta keselamatan bangsa.
“Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah nyawa bagi Negara Kesatuan Indonesia yang siap mempertahankan kedaulatan negara dari segala bentuk ancaman,” kata Kapendam XVI/Pattimura Kolonel Arh Adi Prayogo Choirul Fajar, lewat rilisnya yang diterima Rakyat Maluku, Selasa, 4 Oktober 2022.
Menurutnya, 77 tahun sudah TNI bersama dan menyatu sebagai bagian dari masyarakat Indonesia. Tak hanya melaksanakan tugas Operasi Militer Perang (OMP), namun juga Operasi Militer Selain Perang (OMSP) merupakan koridor bagi TNI untuk mendarmabaktikan profesionalismenya kepada bangsa dan negara.
“HUT ke-77 TNI yang diperingati setiap 5 Oktober disambut meriah dan suka cita baik oleh prajurit TNI maupun masyarakat di seluruh Indonesia, tak terkecuali di wilayah Maluku,” jelasnya.
Sambung perwira menengah TNI AD ini, jauh hari sebelum 5 Oktober, berbagai kegiatan telah dilakukan oleh Kodam XVI/ Pattimura, Lantamal IX/ Ambon dan Lanud Pattimura.
Kegiatan itu diantaranya pembersihan pantai, donor darah, pameran alutsista, ziarah nasional dan puncaknya hari ini, Rabu, 5 Oktober 2022, upacara bendera yang digelar di Lantamal IX.
“Setelah itu, akan dilanjutkan dengan acara syukuran dan panggung hiburan, serta jalan santai tanggal 8 Oktober mendatang,” ungkap Adi Prayogo.
Puncak HUT, para prajurit Tri Matra, TNI AD, TNI AL dan TNI AU mengerahkan personel dan menampilkan alutsistanya, Marching Band dari Yonif 733/ Masariku, Sailing Pass dari kapal- kapal Perang AL dan pengerahan kendaraan taktis, yang dikemas dalam acara parade dan defile.
“Berbagai kegiatan ini selain menjadi momentum perayaan dan rasa syukur TNI di wilayah Maluku yang telah mencapai usia 77 tahun, namun sebagai pembuktian eksistensi TNI di masyarakat. Eksistensi dan konsistensi juga memberikan bukti bahwa jati diri TNI secara prinsip ataupun filosofis tidak pernah berubah sejak awal kelahirannya. Dengan landasan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, TNI akan selalu menunjukkan jati diri bahwa mereka menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya,” tuturnya.
Perjalanan pengabdian TNI sepanjang 77 tahun mengalami pasang surut, seirama pertumbuhan bangsa dan negara, yang tidak lepas dari dinamika yang ada.
“Selama 77 tahun itu pula TNI hadir menjaga Bumi Raja- Raja agar senantiasa aman dan kondusif. Dirgahayu TNI. “Bagiku, tak ada yang lebih berarti dari NKRI dan seluruh punggawa bangsa yang telah rela mati berjuang demi melindungi negeri”, ” tandasnya. (PENDAM16/ADV)