RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Ketum DPP Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI), Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E, mengatakan, dalam upaya penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan di Provinsi Maluku menuju Era Society 5.0, maka peranan Widyaiswara dalam mempersiapkan SDM tersebut menjadi begitu penting dan strategi.
“Hal ini terutama karena adanya dinamika perubahan yang begitu pesat, perkembangan teknologi yang begitu dahsyat, dan tantangan yang begitu besar di masa depan,” kata Teguh, dalam pembukaan acara Webinar Penguatan SDM Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Menuju Era Society 5.0, dalam rangka memperingati Hari Widyaiswara Nasional (HWN) ke-22 dan APWI Provinsi Maluku ke-2, yang digelar DPW APWI Provinsi Maluku, melalui live stream, Senin, 26 September 2022.
Menurut Teguh, pentingnya penguatan SDM kelautan dan perikanan Provinsi Maluku menuju Era Society 5.0, salah satu alasannya adalah Provinsi Maluku yang berada di perairan Kawasan Timur Indonesia, tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI), yaitu 714, 715, dan 718, sejak dulu telah dijadikan sebagai daerah potensial penangkapan ikan dan sentra produksi perikanan.
“Berdasarkan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 50 Tahun 2017 tentang Estimasi Potensi, jumlah tangkapan yang diperbolehkan, dan tingkat pemanfaatan sumberdaya Ikan WPPNRI di ketiga WPP dimaksud mencapai sebesar 4.669.030 ton/tahun,” paparnya.
Alasannya lainnya, lanjut Teguh, agar berbagai potensi sumber daya perikanan dan kelautan yang begitu besar di Indonesia, khususnya di Provinsi Maluku, dapat dibudidayakan, dikelola, dan dikembangkan menjadi kekuatan riil yang optimal, terutama para pelaku perikanan dan kelautan yang andal, unggul dan berkualitas.
“Kebutuhan akan kualitas SDM kelautan dan perikanan dimaksud menjadi salah satu faktor kunci yang sangat penting bagi keberhasilan pengelolaan, pengembangan dan pembudidayaan kelautan dan perikanan, terutama Provinsi Maluku, terlebih guna mempersiapkan diri dalam rangka turut menyongsong Era Society 5.0,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, dalam memasuki Era Society 5.0 yang lebih banyak mengandalkan basis teknologi, masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Provinsi Maluku pada khususnya, harus segera berbenah diri, termasuk menyiapkan SDM yang unggul dengan memperhatikan beberapa aspek penting.
“Seperti mengikuti perkembangan zaman dengan baik, meningkatkan kemampuan berbahasa asing, keahlian literasi, leadership (kepemimpinan), serta menguasai ilmu dan teknologi. Hal ini tentunya membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak/instansi (stakehoders) dalam pengelolaan potensi sumberdaya perikanan Maluku,” jelas Teguh.
Selaku narasumber dalam acara webinar itu, Kepala Cabang Ambon PT. Sinar Abadi Cemerlang Semarang, I Gede Adi Subagiarta, S.St, Pi, berharap kepada Pemerintah Daerah Provinsi Maluku agar dapat mendorong SDM bidang penangkapan dan pengolahan hasil perikanan yang profesional dan bersertifikat.
“Hal ini untuk dapat meningkatkan investasi kelautan dan perikanan. Apalagi, peluang investasi penangkapan pada skala industri di Maluku ini masih cukup bagus,” harapnya.
Dia juga berharap kepada para nelayan lokal agar dapat berinovasi dalam menggunakan teknologi untuk kegiatan penangkapan ikan di area yang lebih luas.
“Kalau sudah bisa berinovasi dalam menggunakan teknologi, maka diupayakan hasil penangkapan ikan di perairan Maluku juga harus didaratkan (dikelola) di Maluku,” tambah Adi.
Untuk menciptakan regulasi investasi yang baik, kata Adi, maka pemerintah juga perlu memperhatikan kebutuhan armada kapal kargo ekspor langsung dari Maluku dan stabilitas harga ikan pasaran lokal, domestik dan ekspor,
“Kemudian peran aktif dari Asosiasi Perikanan Maluku juga sangat dibutuhkan. Karena regulasi perikanan mempermudah iklim investasi,” pungkas Adi.
Pantauan koran ini, di akhir sesi webinar yang diikuti oleh 143 peserta itu ditutup dengan pertanyaan menohok dari salah satu peserta tentang fakta di lapangan bahwa SDM unggul yang diharapkan memiliki kapasitas pengetahuan sesuai bidang keilmuan perikanan, malah tidak berasal dari Maluku.
Hal ini juga diakui oleh Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura (Unpatti) Dr. Y. Lopulalan, M.Si, ketika menanggapi pertanyaan tersebut.
“Kami menyadari fakta tersebut. Sehingga kami berharap dalam pembuatan regulasi (Perikanan) kedepan, harus ada keterlibatan aktif dengan akademisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpatti,” harapnya.
Turut menjadi narasumber dalam webinar itu yakni Kepala BPPP Ambon Abubakar, S.St, Pi,M.Si dan Plt Kepala Dinas Perikanan Provinsi Maluku Dr. Ir. Erawan Asikin, M.Si. Sementara Ketua DPW APWI Provinsi Maluku Kasrul Selang, ST. MT, selaku moderator. (SSL)