RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Kepala SMP Negeri 4 Ambon, Kustanto, mengatakan, sekolahnya kini sudah menggunakan Kurikulum Merdeka sebagai Program Guru Penggerak. Penerapan kurikulum ini setelah dirinya dinyatakan lolos dalam seleksi Kurikulum Sekolah Penggerak tahun 2021 lalu.
“Jadi untuk angkatan pertama yang menjalankan Sekolah Program Guru Penggerak di Kota Ambon ada dua sekolah, yakni SMP Negeri 4 dan untuk sekolah swastanya adalah SMP Kalam Kudus,” kata Kustanto, kepada koran ini di kantornya, Senin, 19 September 2022.
Di akuinya, untuk menjalankan Kurikulum Guru Penggerak atau Kurikulum Merdeka, ada banyak hal yang harus dilakukan. Sebab, kurikulum baru tersebut butuh adaptasi.
“Tapi tidak masalah karena memang guru-gurunya sudah dilatih langsung oleh Kementerian. Dan kalau dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di Kota Ambon, SMP Negeri 4 sudah memiliki tujuh guru yang lolos Program Guru Penggerak,” akui Kustanto.
Dia menjelaskan, Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
“Dimana, Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul (kepala sekolah dan guru),” jelasnya.
Program Guru Penggerak, lanjut Kustanto, sudah menjadi satu icon yang diminati oleh orang tua dalam menyekolahkan anaknya di SMP Negeri 4 Ambon. Karena, dalam Kurikulum Merdeka, peserta didik dikenalkan dengan kegiatan P5 yakni Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
“Jadi anak bukan hanya belajar di kelas saja, tapi juga ada proyek-proyek tertentu dimana anak melakukan harus diperhadapkan dengan kondisi real. Seperti kegiatan P5 yang pernah dilakukan kelas VIII, yakni terjun langsung ke lapangan dengan tema gaya hidup berkelanjutan yang mengangkat topik hijaulah negeriku,” terangnya.
“Dan kelas VII kemarin juga melaksanakan suara demokrasi, itu proses pemilihan pengurus OSIS, Jadi di sekolah itu mereka mengamati, mereka berproses bersama, lalu ada penugasan untuk mereka, sehingga mereka paham bagaimana demokrasi kita, demokrasi Indonesia,” tambah Kustanto.
Dikatakan Kustanto, selain keunggulan tersebut, SMP Negeri 4 Ambon juga memilki banyak keunggulan lainnya serta berbagai prestasi yang dicapai siswa-siswinya dalam mengikuti kegiatan lomba-lomba.
“Kegiatan dari BI kemarin, saya punya dapat dua juara, satunya juara dua, dan satunya lagi dapat juara tiga. Dan sekarang dalam persiapan untuk dikirimk ke nasional pada bulan oktober untuk mengikuti lomba Putri Cilik Indonesia 2022,” tuturnya.
Menurut Kustanto, kegiatan yang menjadi unggulan di SMP Negeri 4 Ambon yakni kegiatan Musik Ansambel berupa biola, kolaborasi dengan ukulele, dan nantinya akan ditingkatkan dengan kolaborasi suling bambu, sehingga bisa menjadi perpaduan seperti orkestra.
“Kegiatan Musik Ansambel yang dilakukan ini juga untuk mendukung pencapaian Ambon sebagai Kota Musik. Kemarin beberapa kali dipanggil tampil mengisi acara, salah satunya di HUT Kota Ambon. Kemudian acara di Gereja Maranatha, sekolah kami yang mainkan biola dan ukulele,” terangnya.
Kustanto mengungkapkan, disisi lain SMP Negeri 4 Ambon juga memilki kendalah, seperti keterbatasan ruang belajar. Dengan jumlah peserta didik sebesar 959 siswa, sekolahnya merasa kurang efektif dan efisien jika harus melakukan pembelajaran dengan sistem dua shift.
“Tentu satu shift lebih efektif dan efisien, karena selesai belajar bisa lanjut dengan kegiatan lainnya. Tapi kalau dua shift, inikan terbatas dengan waktunya, makanya kita maksimalkan di hari sabtu itu. Apalagi lingkungan sekolah kita ini sempit,” keluhnya. (INT)