RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.Ap, melalui Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Drg. Agus Suprapto, M.Kes, melakukan kunjungan kerja (kunker) di Negeri Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, akhir pekan lalu.
Kunker tersebut dalam rangka meninjau Penanganan Stunting di Kampung Keluarga Berkualitas Negeri Batumerah Tahun 2022, bertempat di kantor desa setempat.
Dalam diskusinya bersama masyarakat dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Desa Batumerah, Agus mengatakan, masalah stunting bukan hanya masalah orang Maluku atau di Kota Ambon saja, melainkan menjadi masalah di seluruh Indonesia. Apalagi, Maluku menjadi provinsi dengan persentase angka stunting yang cukup tinggi.
“Meski demikian, saya mengapresiasi Penjabat Walikota Ambon atas komitmen yang kuat dengan strategi dan operasional yang tepat untuk menjalankan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan,” ucapnya.
Dia menjelaskan, penyebab stunting pada anak terjadi karena masalah gizi dan masalah sanitasi yang menyebabkan berbagai penyakit seperti diare, demam berdarah dan sebagainya. Maka itu, faktor kebersihan merupakan kunci utama untuk mencegah stunting.
“Melihat Maluku memiliki banyak pemukiman kumuh, maka perlu ada gerakan nyata dari masyarakat untuk bersama-sama merealisasikan sanitasi yang terjamin dan bersih, karena hal ini merupakan kunci utama penanganan angka stunting,” jelas Agus.
Dikatakan Agus, Menko PMK tengah mengadakan Program Bantuan Stimulan yang akan disebar disetiap daerah di Indonesia termasuk Maluku, untuk merangsang pemerintah daerah agar dapat mengembangkan perbaikan sanitasi di daerah-daerah kumuh.
“Saat ini daerah-daerah pemukiman kumuh menjadi perhatian Menko PMK, yang mana akan dilakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.
Di kesempatan itu, Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, mengungkapkan bahwa hampir sebagian besar desa dan kelurahan di Kota Ambon memiliki penderita stunting.
“Beberapa daerah yang kami data memiliki jumlah stunting yang cukup tinggi, yaitu Kelurahan Kudamati, Hunut dan Waiheru. Dan semuanya kita upayakan solusi strategis agar bisa meminimalisir angka stunting,” ungkapnya.
Bodewin juga menambahkan bahwa Pemerintah Kota Ambon bersama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kota Ambon, akan melakukan pendataan dan pembinaan mulai dari remaja, ibu hamil, dan calon pengantin, sebagai sasaran untuk penanganam angka stunting di Kota Ambon.
“Sasaran kita ini kan harus mulai dari remaja, ibu hamil, terus calon pengantin, sampai kita melihat tahapan-tahapan selanjutnya, tujuannya agar bisa memenuhi (target penurunan angka stunting),” pungkasnya. (SSL)