RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — BULA, — Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax terjadi di Kecamatan Kesui Watubela, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Kelangkaan ini sudah terjadi hampir 2 bulan terakhir.
Kondisi ini disebabkan karena distribusi BBM ke wilayah tersebut hingga kini belum dilakukan agen penyalur. Entah apa penyebabnya hingga pendistribusian BBM ke wilayah itu belum dilakukan.
Padahal, pemerintah di wilayah setempat telah menyampaikan kondisi kelangkaan BBM ini kepada dua agen penyalur yang mendapat rekomendasi penyaluran BBM bersubsidi untuk wilayah Kesui Watubela dan Teor. Kedua agen tersebut yakni CV. Anugerah Jaya dan CV. Hemavari Revic Pratama.
Surat bernomor 138/19/KW/III/2022 perihal permohonan pendistribusian BBM ke wilayah itu ditandatangani camat setempat M. Jefri Warat yang dikirim pada 15 Agustus 2022.
Dalam isi surat tersebut pemerintah kecamatan lewat camat menyampaikan kondisi terkini terkait kelangkaan BBM di wilayah itu. Surat yang diterima Rakyat Maluku online ini menyebutkan, akibat kelangkaan BBM sejumlah aktifitas masyarakat terganggu. Oleh karena itu, dua agen penyalur diharapkan menyalurkan BBM ke wilayah itu.
“Menyikapi kondisi minyak (BBM) yang sementara kosong sehingga mengganggu aktifitas masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dan produktifitas perekonomian, maka kami mohon dapat membantu memasok minyak secepatnya agar kondisi ini tidak menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah,”demikian kutipan isi surat tersebut.
Sementara itu camat Kesui Watubela, M. Jefri Warat yang dikonfirmasi via seluler membenarkan hal tersebut. Menurut dia, surat itu dikirim lantaran prihatin atas kondisi kekosongan BBM itu. Apalagi aktifitas masyarakat di wilayah pulau-pulau itu seperti Kesui, Watubela dan Teor sangat bergantung terhadap moda transportasi angkutan laut.
“Iya benar, Beta (saya) kirim surat itu. Kita kirim itu karena memang kekosongan minyak sudah terjadi dari bulan Agustus itu, kita prihatin dan waspada kondisi kekosongan BBM berkepanjangan,”ucap dia.
Menurut dia, hingga saat ini kelangkaan BBM masih terus terjadi di wilayah itu. Hal itu menyebabkan aktifitas masyarakat terganggu.
“Sampai sekarang masih terjadi kelangkaan, kelangkaan masih terjadi. Beberapa hari ini masyarakat telpon mengeluh karena ada kapal minyak masuk disana tapi tidak bisa beli minyak. Mereka kecewa padahal mereka datang sudah bawa jerigen,”ujarnya.
Ia ikut prihatin bila kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut. Penyebabnya pemerintah daerah yang nanti disalahkan karena lambat memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Saya sangat berharap pemerintah daerah segera merespon setiap keluhan dari masyarakat. Karena itu sangat fatal bagi masyarakat karena kebutuhan ekonomi, perputaran ekonomi, dan pasti mereka akan menilai pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa,”katanya. (RIF)