RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Demonstrasi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di beberapa kota di Indonesia mulai bergulir ke Ambon.
Puluhan mahasiswa pada Kamis, 8 September 2022 melakukan aksi penolakan di depan kantor gubernur Maluku. Mereka sempat morobohkan pintu masuk kantor gubernur.
Kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) ini menuntut agar pemerintah dapat membatalkan kenaikan harga BBM bersubsidi karena berdampak pada kenaikan harga bahan pokok serta biaya transportasi darat maupun laut.
“Kami merasa dirugikan dengan kebijakan tarif transportasi kapal antar pulau di Maluku yang melambung tinggi,” ujar koordinator demonstrasi Yongky Resley.
Mereka juga menuntut pemerintah agar dapat menetapkan BBM bersubsidi satu harga dan mengendalikan penggunaan BBM bersubsidi.
“Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak yang terjadi akan mengakibatkan insflasi sehingga meningkatkan kenaikan harga bahan pokok yang berdampak pada merosotnya daya beli masyarakat,” Tegas Yongky.
Dalam tuntutannya, masa juga meminta agar pemerintah dengan cepat merealisasikan Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk transportasi jalan sebagai alternatif solusi dari kenaikan harga BBM.
“Kami meminta agar Pemerintah dapat Memangkas anggaran belanja yang tidak berdampak pada rakyat kecil serta menindak lanjuti optimalisasi pajak negara,” lanjut Yongky.
Selain menyoroti kenaikan harga BBM dan dampaknya, demonstran juga menegaskan kepada pemerintah agar dapat memberantas para mafia minyak.
Berdasarkan pantauan wartawan, sempat terjadinya adu mulut antara petugas Satpol PP dan masa saat mereka diminta untuk mediasi dengan pihak Pemerintah Provinsi Maluku.
Aksi demonstrasi itu berakhir dengan damai setelah M. Syukur Assel, SE. M.Si ( Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik), menerima lembaran tuntuntan oleh aksi masa GMKI.
“Kami akan menindaklanjuti ke Pimpinan lebih tinggi,” ucap Assel.
Dia juga berterima kasih kepada pendemo yang telah melaksanakan aksi dengan tertib, walaupun telah terjadi kerusakan pada pintu pagar kantor Gubernur Maluku, namun dia berharap kedepannya akan lebih tertib lagi.
Setelah proses mediasi tersebut aksi masa membubarkan diri sekitar pukul 14.56 Wit dengan aman dan tertib. (SSL)