RAKYATALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ambon, bakal menelusuri penyebab kelangkahan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah di pangkalan-pangkalan penjual minyak tanah. Pasalnya dari Pertamina sudah melakukan penambahan kuota minyak tanah 8 hingga 10 persen.
Ironisnya, penambahan kuota minyak tanah itu tidak serta merta mengatasi kelangkaan jenis bahan bakar ini di pasaran. Dugaan pun muncul, ada pelaku penimbunan. Siapa?
Pertanyaan itu juga menjadi momok bagi Disperindag Kota Ambon. Bahkan, dinas ini bakal membentuk tim untuk melacak atau menelusuri pelaku penimbunan.
“Terkait dengan kelangkaan minyak tanah, Disperindag akan menulusuri ke pangkalan-pangkalan minyak tanah untuk mengetahui penyebabnya,” kata Kepala Disperindag Kota Ambon, John Slarmanat, kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Sabtu 28 Agustus 2022.
Kata Slarmanat, biasanya dalam kondisi seperti ini, ada oknum-oknum tertentu yang berbuat curang dengan melakukan penimbungan.
Anehnya, kata dia, pihak Pertamina mengaku, stok minyak tanah sejauh ini masih ada. Tidak terjadi kelangkaan. Namun, fakta di lapangan masyarakat sangat sulit mendapatkan minyak tanah.
“Untuk kondisi kelangkaan ini kita akan turun mengecek ke lapangan, apakah ada spekulasi seperti penimbunan yang dibuat oleh agen-agen atau pangkalan-pangkalan minyak tanah,” tegasnya.
Untuk itu, dia berharap jika ada warga atau siapa saja yang mengetahui adanya agen yang menimbun minyak tanah maka mohon dilaporkan ke Disperindag.
“Segera lapor. Agar pemerintah bisa ambil langkah kalau ada laporan resmi,” tegasnya.
Pantauan Rakyat Maluku, beberapa pekan terakhir ini warga Kota Ambon kesulitan mendapatkan minyak tanah. Bahkan, untuk memberi minyak eceran warga harus ikut mengantre di salah satu agen yang terdapat di Pasar Mardika.
Risman Latar, salah seorang warga Ambon, berharap Pertamina segera turun tangan untuk memastikan tidak terjadinya kelangkaan minyak ini. Sebab, kata dia, kendati Pertamina menjamin stok minyak tanah selalu ada, namun faktanya tidak pasaran sulit ditemukan.
“Pertamina harus turun. Biar perlu meminta aparat keamanan untuk memantau agen-agen minyak tanah agar tidak ada spekulasi,” harapnya Minggu 28 Agustus.
Risman menduga sulitnya warga Kota Ambon mendapatkan minyak tanah eceran karena ada oknum-oknum jahat yang sengaja menimbun. “PR (pekerjaan rumah) kita adalah mari kita sama-sama mencari siapa pelaku penimbunan itu,” kuncinya. (MON)