RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID, AMBON, – Anggota Legislatif (Aleg) Provinsi Maluku, asal Partai Gerindra, M. Hatta Hehanussa, mendatangi warga yang tertimpa bencana alam di tiga kecamatan, yang berada di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Kedatangan Hehanussa tak lain karena rasa tanggungjawabnya sebagai wakil rakyat yang dipercayakan masyarakat untuk Anggota DPRD Provinsi Maluku, Dapil Kabupaten SBB.
Setelah menerima laporan tentang adanya bencana alam di SBB, akibat cuaca ekstrim selama dua bulan terakhir, Hehanussa kemudian turun langsung ke masyarakat untuk melihat keadaan dan mendengar keluhan mereka.
Wilayah yang didatangi tersebut mencakup; Kecamatan Waisala, Kecamatan Huamual Belakang, dan Kecamatan Seram Barat, Kabupaten SBB.
Dari tiga kecamatan ini, Hehanussa titik singgah pertama di Kecamatan Huamual Belakang, yakni Dusun Haya, Desa Sole, Desa Persiapan Tomi-Tomi, dan Desa Tahalupu.
Setelah menerima keluhan masyarakat terkait kondisi daerah masing-masing, Hehanussa kemudian berdialog dengan mereka. Beberapa persoalan yang urgen untuk kiranya dapat dibantu penanganannya segera, seperti, di Dusun Haya.
Di mana, fasilitas umum seperti rumah ibadah (masjid), tempat pemakaman umum (TPU) ditutupi pasir pantai, lantaran talud penahan ombak sepanjang 100 meter di dusun tersebut telah ambruk dihantam ombak sejak beberapa tahun lalu.
“Pasir sudah tutup kuburan dan masjid termasuk sebagian rumah warga di tepi pantai ini sejak 3 tahun lalu. Tapi tidak pernah diperhatikan,” lapor Rahma, salah satu warga Dusun Haya, saat berdialog dengan Hehanussa, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Rahma mengaku, dusun ini dihuni 300 KK yang rata-rata mata pencahariannya petani dan nelayan. Sebabnya, kerusakan talud ini tidak dapat diperbaiki, tanpa bantuan dari pemerintah, baik pemerintah daerah maupun provinsi. “Tolong kita untuk talud pantai ini. Sebab, masjid dan kuburan yang ada ini sudah tertutup pasir,” kata Rahma, sembari menambahkan, ketika cuaca laut semakin tidak bersahabat, warga terpaksa harus mengungsi ke wilayah yang lebih aman. Masjid juga tidak dapat digunakan untuk beribadah ketika cuaca semakin ekstrim.
Usai mendengar dan berdialog dengan warga di dusun ini, Hehanussa menyempatkan diri untuk memberikan bantuan kepada warga. Setelah itu, Aleg Komisi III DPRD Maluku ini, melanjutkan perjalanan ke Desa Persiapan Tomi-Tomi, dan Desa Tahalupu.
Di kedua tempat ini, warga melaporkan krisis air bersih, tidak adanya drainasse dan talud penahan air sungai, serta rusaknya talud penahan ombak sepanjang 20 meter. Akibat tidak adanya drainasse dan talud penahan air sungai, air sering masuk ke rumah warga ketika sungai meluap. Apalagi dua bulan terakhir. Di mana, cuaca hujan yang ekstrim telah mengancam aktifitas keseharian di rumah tinggal warga. Sebaliknya dengan air laut yang masuk ke rumah warga, akibat rusaknya talud penahan ombak di desa tersebut, beber Arif warga Desa Persiapan Tomi-Tomi.
Persoalan sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi perhatian warga. Arif mengakui, untuk pendidikan setingkat PAUD, warga terpaksa menggunakan kantor desa. Karena, sampai kini tidak ada gedung untuk pendidikan PAUD di desa tersebut. Padahal, jumlah penduduk di desa tersebut mencapai ribuan orang.
Kepala Desa Tahalupu, Abdu Rahman Dokolamu, berharap, persoalan yang dilaporkan ini, kiranya mendapat perhatian dari pemerintah. Selain sarana pendidikan, air bersih dan persoalan alam di daerah itu, persoalan lain seperti penerangan (listrik).
“Untuk air bersih, warga masih antri karena terbatasnya fasilitas. Sudah puluhan tahun, kita masih krisis air bersih. Persoalan pendidikan juga masih sangat minim. Sehingga, kami sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah untuk melihat masalah ini,” kata Abdu Rahman.
Baik warga Desa Tahalupu, desa persiapan Tomi-tomi, hingga Dusun Nania, masih dilanda persoalan-persoalan persebut. “Kami di dusun Nania belum merasakan penerangan listrik dengan baik, seperti di desa induk,” keluh Ismail warga dusun Nania.
Sama halnya dengan di Kecamatan Huamual Belakang, di Kecamatan Waisala dan Seram Barat, warga juga meminta perhatian serius dari pemerintah untuk melihat persoalan yang mereka hadapi di desa/dusunya masing-masing. Warga Desa Waisala meminta, perhatian pemerintah untuk penanganan sejumlah fasilitas umum, yang rusak akibat bencana alam, seperti banjir dan longsor.
Di setiap desa dan dusun yang dikunjunginya, Hehanussa juga menyalurkan beragam bantuan, mulai dari kursi plastik, al-Quran, Barzanji, Ikra untuk Majelis Taklim dan TPA, pakaian seragam untuk siswa TK, alat bantu tulis dan alat peraga untuk para guru.
Hehanussa yang merupakan putra Negeri Hualoy, Kecamatan Amalatu, Kabupaten SBB ini mengaku prihatin atas kondisi masyarakat di setiap desa/dusun atau negeri yang didatanginya.
Ia sadar betul, bahwa, masyarakat di SBB masih sangat membutuhkan sentuhan bantuan pemerintah, baik untuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas umum seperti jalan, air bersih hingga talud penahan ombak, termasuk pula penerangan berupa listrik. Sebab, infrastruktur bangunan ini tidak dapat dibangun oleh masyarakat secara swadaya karena keterbatasan ekonomi.
Sebagai wakil rakyat SBB yang ada di DPRD Provinsi Maluku, Hehanussa mengaku akan melaporkan potret persoalan yang ditemukan di masyarakat, sehingga persoalan ini dapat menjadi perhatian secara bersama oleh pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten.
“Setelah kita lihat dan dengar langsung apa yang dialami oleh masyarakat menjadi catatan penting, untuk kita perjuangkan agar mereka secepatnya mendapat perhatian dari pemerintah. Utamanya yang berkaitan dengan mitra kerja Komisi III,” harap Hehanussa.
Mengingat wilayah SBB saat ini termasuk daerah yang mengalami cuaca ekstrim beberapa bulan terakhir, Hehanussa akan melaporkan kepada pimpinan komisi, dan rekanan Komisi, agar persoalan ini dapat menjadi prioritas tanggap darurat. (WHL)