RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Tingkat kemacetan di Kota Ambon semakin tak terkendali. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana kemacetan kerap terjadi di sore hari saat jam pulang kantor. Kini, mulai terjadi sejak pagi hingga petang.
Kondisi tersebut menyita perhatian publik. Selain kondisi ruas jalan yang sempit, volume kendaraan di Kota Ambon pun terus meningkat bak jamur di musim hujan, sehingga kemacetan sulit diurai.
Anggota Komisi III DPRD Kota Ambon, Harry Far-Far kepada Rakyat Maluku mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon harus mencari solusi agar kemacetan di pusat kota ini dapat diatasi.
Kata dia, minimal dengan membuka jalur alternatif, agar tidak semua kendaraan melintasi jalur utama. Sebab, yang masuk ke pusat ibukota ini bukan hanya kendaraan yang ada di dalam kota Ambon saja, tapi banyak juga dari kabupaten/kota lainnya.
“Semua kendaraan bertumpuk pada satu jalur, tidak ada jalur alternatif. Sementara yang masuk ke kota bukan cuma kendaraan di kota, banyak juga dari daerah lain. Dan ini konsekuensi sebagai ibukota provinsi,” Harry saat dihubungi via telephon seluler, Minggu 24 Juli 2022.
Politisi Partai Perindo itu menyebut, pemkot melalui Dinas Perhubungan (Dishub) setempat tengah mewacanakan untuk membangun underpass atau jalan bawah tanah pada dua titik di Kecamatan Sirimau.
Bahkan, Dishub juga telah mewacanakan pembangunan flyover. Baik underpass maupun flyover merupakan perencanaan yang baik dan perlu mendapat dorongan dari DPRD Kota Ambon guna mengatasi kemacetan yang makin parah.
“Underpass dan flyover adalah solusi atasi kemacetan. Prinsipnya, kita di komisi III tetap mendukung solusi yang sementara dipikirkan Dishub, karena ini mengenai kepentingan banyak orang,” tuturnya.
Menurutnya, dua opsi tersebut merupakan solusi yang baik untuk mengatasi kemacetan ditengah kepadatan kendaraan yang terus terjadi seiring volume kendaraan yang kian hari meningkat.
“Pertumbuhan kendaraan di Ambon terus terjadi, kemacetan pun sulit dikendalikan. Nah, mungkin dengan underpass dan flyover yang direncanakan itu sangat bagus,” ujarnya.
Meski proses pembangunan dua proyek itu bakal memakan waktu lama, namun dia berharap dapat jadi perhatian bagi pemkot maupun pemprov agar segera dilaksanakan.
Harry menyarankan, sembari menunggu proses berjalan, dishub harus punya solusi alternatif yang bisa dijalankan di hari-hari berikut. Sebab kemacetan telah menjadi momok bagi para pengguna jalan di Ambon, karena ruas jalan tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan.
“Jadi dalam rapat dengan komisi III kemarin, kami minta agar dishub segera mencari solusi alternatif. Karena proses pembangunan underpass maupun flyover itu makan waktu lama,” tandasnya. (SAH)