RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Akibat curah hujan yang terjadi di Kota Ambon mulai 19 Juni 2022 – 11 Juli 2022 dengan intensitas sedang sampai lebat disertai dengan petir dan kilat, mengakibatkan sebanyak 1.153 KK dengan 4.706 jiwa terdampak bencana banjir dan tanah longsor di lima kecamatan, yaitu Nusaniwe, Sirimau, Teluk Ambon, Baguala, Leitimur Selatan.
Berdasarkan laporan kejadian bencana alam banjir dan tanah longsor dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, bahwa sebagian masyarakat yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor tersebut masih menggungsi karena rawan terjadi longsor susulan, namun sudah tertangani dengan diberinya bantuan berupa terpal, karung, sekop, gerobak, tikar serta kebutuhan lainnya.
“Ada 20 titik banjir dan 157 titik tanah longsor di lima kecamatan Kota Ambon, terdiri dari 97 unit rumah terancam longsor, 831 unit rumah tergenang, dan 79 unit rumah rumah rusak,” kata Kepala BPBD Kota Ambon, Drs. Paays, MH, dalam rilis yang diterima media tadi malam.
Dia menjelaskan, bencana tersebut juga menyebabkan dua orang anak meninggal dunia, yakni satu orang berumur empat tahun akibat tanah longsor menimpa rumah korban dan satu orang berumur tujuh tahun akibat banjir. Selain itu, juga terdapat empat orang korban luka-luka, yakni dua orang perempuan dewasa dan dua orang anak kecil.
“Untuk rawat inap ada empat orang, yakni Subhan Kabau (33 th), Jumat R. Karnudu (33th), Salsabila Nadhira Kabau (8th), dan Syarifah Astuti Litiloly (4th). Sementara rawat jalan hanya satu orang, yakni Dwi Astuti Litiloly,” jelas Paays.
Bancana banjir dan tanah longsor juga menimpa sejumlah infrastruktur. Di antaranya, kerusakan talud sungai/ tanggul di delapan titik Desa Passo, Air Besar, kerusakan talud / badan jalan lingkungan/ pemukiman di 10 titik, kerusakan jalan raya di enam titik akibat pohon tumbang dan kerusakan jembatan di Negeri Halong.
“Selain menimpa infrastruktur, bencana juga menimpa fasilitas umum, terdiri dari satu unit Rumah Sakit (RS) Otto Kwik di Passo tergenang dan tiga unit sekolah dasar (SD) terdampak tanah longsor,” paparnya.
Dikatakan Paays, selain telah menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa terpal, gerobak, sekop, hingga perlengkapan rumah tangga bagi warga yang rumahnya rusak berat akibat longsor, BPBD Kota Ambon terus mengimbau warga yang tinggal di daerah aliran sungai untuk tidak membuang sampah ke sungai, karena berisiko banjir bila datang musim hujan.
“BPBD Kota Ambon juga†meminta kepada seluruh masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana akibat cuaca yang tidak menentu beberapa minggu ini,” imbaunya. (RIO)
Korban dan Kerugian Bencana Alam
(19 Juni – 11 Juli 202)
- Sebanyak 1.153 KK dengan 4.706 jiwa terdampak banjir dan tanah longsor di lima kecamatan Kota Ambon.
- Ada 20 titik banjir dan 157 titik tanah longsor mengakibatkan:
- 97 unit rumah terancam longsor,
- 831 unit rumah tergenang, dan
- 79 unit rumah rumah rusak.
- Dua orang anak meninggal dunia, yaitu:
- satu orang berumur empat tahun akibat tanah longsor, dan
- satu orang berumur tujuh tahun akibat banjir.
- Empat orang korban luka-luka, yaitu:
- dua orang perempuan dewasa, dan
- dua orang anak kecil.
- Empat orang rawat inap, yaitu:
- Subhan Kabau (33 th),
- Jumat R. Karnudu (33th),
- Salsabila Nadhira Kabau (8th), dan
- Syarifah Astuti Litiloly (4th).
- Satu orang rawat jalan, yaitu:
- Dwi Astuti Litiloly.
- Kerusakan Infrastruktur:
- Talud Sungai/ Tanggul di 8 titik Desa Passo, Air Besar,
- Talud / badan jalan/ lingkungan/ pemukiman di 10 titik,
- Jalan Raya di 6 titik akibat pohon tumbang, dan
- Jembatan di Negeri Halong.
- Kerusakan Fasilitas Umum:
- Satu unit RS Otto Kwik di Passo tergenang
- Tiga unit SD terdampak tanah longsor.