RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — 25 Tahun hubungan Pela Kasih Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM), Ranting PNIEL Wayame, Cabang Wayame, dan Ranting Imanuel, serta Ranting Oikumene, Cabang Imanuel OSM, dirayakan.
Perayaan ini digelar Juliv2022 di Gedung Gereja PNIEL Wayame, Desa Wayame, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Minggu, 10 Juli 2022.
Walau dalam guyuran hujan lebat, tidak mengurangi semangat para pemuda gereja dari enam ranting yang tergabung dalam Pela Kasih ini untuk larut dalam kemeriahan acara dan juga dalam suasana kekeluargaan.
Prosesi dimulai dengan penjemputan rombongan AMGPM Ranting Imanuel dan Ranting Oikumene, Cabang Imanuel OSM, di depan gedung gereja lama PNIEL kemudian diarak menggunakan kain Gandong ke Gedung Gereja PNIEL Wayame yang baru.
Rombongan pemuda yang berjumlah sekitar 200 orang itu disambut dengan sejumlah atraksi tradisional mulai dari tari Lenso, Katreji hingga Tari Toki Gaba-gaba, hingga prosesi pembakaran batu tungku yang dilakukan oleh 6 Ketua Ranting yang tergabung dalam ikatan Pela Kasih ini.
Prosesi tersebut kemudian dilanjutkan dengan ibadah di dalam Gedung Gereja Pniel Wayame, dalam sebuah ibadah spontanitas dengan mengusung tema ciri khas tradisional Maluku yang sangat kuat. Termasuk di dalamnya ada Walang Masa Sopi, menjadi display peryaan HUT 25 Tahun Pela Kasih, Ranting-Ranting di AMGP Wayame, dengan Ranting Imanuel dan Ranting Oikumened dari Cabang Imanuel OSM.
Wesley Selanno selaku Ketua Panitia, dalam sambutannya menyebutkan, Walang Masa Sopi sengaja di display oleh panitia, agar para pemuda gereja dapat mengambil makna yang lebih dari sebuah proses masak sopi, bukan hanya sekedar image Negatif saja.
“Taukah para pemuda Gereja, sebelum tiba menjadi Sopi, prosesnya tidak semudah yang kita liat tersaji dalam botol. Sebab seorang Pembuat Sopi akan memulai prosesnya dari Pohon Mayang (Enau) untuk menghasilkan Sageru sebagai bahan dasar pembuat Sopi, yang kadang mempertaruhkan nyawanya? Dan sopi juga memiliki banyak manfaat lain selain dikenal sebatas minuman beralkohol,” ujarnya.
Belum lagi kata Wesley, ada banyak manfaat positif dari Pohon Mayang, Pohon Lontar sebagai cikal bakal terjadinya sopi, bukan sebatas menghasilkan sageru untuk bahan dasar pembuatan Sopi.
“Walang Masak Sopi sengaja Panitia display disini, agar para pemuda Gereja dari 6 ranting dalam ikatan pela kasih ini memahami proses kehidupan ini adalah proses
penyulingan yang membutuhkan waktu yang tidak instan. Demikian juga dengan 25 Tahun perjalanan Pela Kasih antara 6 Ranting dari dua cabang berbeda ini bukanlah sebuah proses yang singkat dan mudah,” urainya.
Dalam acara ibadah HUT Pela Kasih ini juga, ditampilkan prolog cikal bakal terbentuknya Pela Kasih antara AMGPM dari ke-6 ranting ini, yang ternyata berawal dari duduk nongkrong di Warung Telekomunikasi (Wartel) Anugrah di OSM, ketika anak-anak Wayame yang ke OSM suka nongkrong di wartel tersebut, hingga mengikuti lomba Vocal Grup bersama, dan berakhir di hubungan Pela Kasih yang terbentuk sejak tanggl 9 Juli 1997 hingga saat ini.
Acara pun semakin meriah ketika dilakukan pemotongan kue Ulang Tahun, 7 dari 11 para senior AMGPM pencetus Pela Kasih antara ke-6 ranting ini diundang untuk membakar lilin bersama dan menerima potongan kue ulang tahun. Ditutup dengan persembahan lagu yang mereka nyanyikan saat perlombaan, ketika mula-mula mereka bersepakat ibadah bersama.
Hubungan Pela Kasih ini dimulai dari 3 ranting, Ranting Wayame, Ranting Imanuel dan Ranting Oikumene. Belakangan Ranting Wayame dimekarkan menjadi 4 ranting dan menjadi satu Cabang AMGPM Wayame sendiri terpisah dari Cabang Tiberias Rumah Tiga, sehingga Pela Kasih saat ini sudah diikuti oleh 6 ranting dari dua cabang ini.
Sementara itu, Pdt. Ny. I. Metiary dalam dalam refleksi Firmannya, dari pembacaan Alkitab Kolose 3 : 12-17, lebih menekankan pada kesungguhan ke enam ranting AMGPM ini, yang sangat mencintai ikatan persaudaraan Pela Kasih hingga bisa mencapai usia 25 tahun.
“Jika kita melihat semua AMGPM, Pela Kasih antara enam rating ini, merupakan satu-satunya organisasi angkatan muda yang sangat unik dan istimewa bahkan harus menjadi contoh dan teladan bagi ranting-ranting lain di AM GPM. Ini menandakan kasih Tuhan sangat besar dalam hati kita,” sebutnya.
Sementara Ketua Cabang AMGPM Wayame, Josef Talaperu, dalam pesannya menyampaikan dirinya sangat bersyukur dapat menyaksikan 25 Tahun hubungan Pela Kasih antara enam ranting ini masih terjaga dengan baik. Dan yang lebih mengharukan, sebab perayaan 25 tahun ini ketika AMGP Wayame sudah terbentuk menjadi cabang sendiri terpisah dari Cabang Tiberias Rumah Tiga.
Kegiatan ini turut dihadiri para undangan yang Sebagian besar adalah senior-senior AMGPM ke-6 ranting ini, para pembina Cabang AMGPM, Kepala Desa Wayame, juga dihadiri Ketua Daerah AMGPM Pulau Ambon Utara. (AAN)