RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena menyampaikan aspirasi pemerintah dan masyarakat Kota Ambon kepada Staf Khsusus (Stafsus) Presiden RI, Billy Mambrasar, soal masalah sampah.
“Persoalan yang dihadapi Kota Ambon adalah terkait sampah, karena itu saya minta kebijakan dari pemerintah pusat, sudi kiranya membantu kami, meringankan beban kami soal sampah,” katanya, Rabu 29 Juni.
Ia menjelaskan, persoalan sampah yang dihadapi Ambon bukan saja di darat melainkan di teluk Ambon, yang dulunya dikenal indah dan menjadi lumbung perikanan tangkap.
“Tetapi kondisi sekarang teluk Ambon tidak seindah dulu, pertambahan penduduk berpengaruh pada kondisi teluk Ambon, kalau dulu kita mancing, turunkan umpan tidak lama dapat ikan, sekarang kita tarik sampah, kira-kira itu kondisi teluk Ambon saat ini,” katanya.
Selain sampah, kemacetan juga menjadi masalah urgen yang harus ditangani. Pemkot berencana membangun jalan alternatif disepanjang pantai Mardika agar dapat mengurai kemacetan lalu lintas.
“Persoalan kemacetan disebabkan karena hanya ada satu jalur jalan, karena itu kita bangun jalan alternatif sepanjang laut di kawasan Pasar Mardika untuk mengurai kemacetan di Batu Merah,” katanya.
Pembangunan jalan alternatif tersebut, sangat membantu Pemerintah dan Kepolisian dari sisi kamtibmas.
“Kita akan bicarakan hal itu dengan Kementerian PUPR, tetapi mendahului kami mohon bantuan dari Stafsus Presiden untuk dapat diwujudkan di tahun depan,” katanya.
Stafsus Presiden Billy Mambrasar menyampaikan, dirinya ditugaskan dalam tanggungjawab menangani masalah pendidikan, inovasi dan pembangunan daerah terluar dengan area kerja wilayah Aceh, Maluku, Papua, dan NTT.
“Sebagai stafsus kami diharapkan blusukan, untuk melihat berbagai persoalan di daerah terkait bidang tugas masing- masing. Jika ada informasi dan solusi yang dapat dikerjakan bersama, saya sampaikan kepada presiden, kemudian Presiden akan memberikan arahan kepada kementerian terkait,” jelasnya.
Ia mengakui, ada sejumlah program yang tengah dikerjakannya yakni Penciptaan petani Millenial, pembangunan Papua dan Maluku Creative Hub, pendirian Pusat- pusat belajar informal, Manajemen Talenta Nasional, dan Policy Boot Camp. (ANT)