Demo PMP dan FORDACI di Ambon, Lanjutkan Pembentukan DOB Papua

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Paguyuban Masyarakat Papua (PMP) Ambon-Maluku bersama Forum Damai Cinta Indonesia (FORDACI) Maluku kembali menggelar aksi demonstrasi di Kota Ambon, tepatnya di Bundaran Tugu Trikora, Selasa, 21 Juni 2022. Dalam orasinya, massa aksi mendesak dan mendukung percepatan pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di tanah Papua. Sebab, pembentukan DOB Papua dapat mensejahterakan rakyat Papua. “Tanah Papua adalah tanah yang kaya, sehingga dengan pembentukan DOB dengan perencanaan yang tepat, akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat,” tegas Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Mathias Andarek. Usia berorasi, kepada RakyatMaluku.com, Mathias menjelaskan, secara umum pemekaran wilayah Papua memang merupakan suatu keharusan karena sejumlah alasan. Dari segi politik, pembagian Provinsi Papua memberikan kesempatan kepada putera terbaik Papua untuk menjadi gubernur. Dari segi ekonomi, mempunyai potensi sumber alam yang sama, yakni pertambangan. Dan dari aspek sosial budaya, pembinaan dan pengembangan budaya serta adat-istiadat akan lebih efektif dilakukan, dan spirit pemekaran Papua karena luasnya wilayahnya. “Dengan hadirnya DOB Papua juga maka pelayanan-pelayanan sosial seperti pendidikan dan agama, sarana dan prasarananya dapat diperbaiki,” jelas Mathias. Dia mengungkapkan, akar utama masalah gangguan keamanan di Papua adalah masalah ekonomi, kemiskinan dan lain-lain, sehingga pemekaran menjadi salah satu upaya untuk mempercepat pembangunan dan mempermudah birokrasi. Dalam perspektif kebutuhan, lanjut Mathias, usulan pembentukan DOB di Papua tidak hanya dilihat sebagai keniscayaan politik, tetapi juga menjadi keharusan secara sosial dengan terjadinya pertemuan antara aspirasi lokal dan kepentingan nasional. “Oleh karena itu, usulan pembentukan DOB di Papua menjadi kebutuhan yang mendesak untuk diwujudkan,” ungkapnya. Dikatakan Mathias, secara deskripsi, manfaat dari adanya pemekaran wilayah bisa dijelaskan dalam beberapa poin yang menyangkut sejumlah hal. Pertama, jika terdapat provinsi baru, maka akan ditambah pula dengan fasilitas umum yang baru. “Akan dibangun Rumah Sakit provinsi, klinik, dan Puskesmas yang bangunannya bagus dan berisi tenaga kesehatan profesional. Sehingga masyarakat yang diuntungkan karena bisa mendapat akses kesehatan dengan lebih mudah dan dekat,” terangnya. Kedua, lanjut Mathias, pemekaran wilayah juga akan berdampak positif ke anak-anak Papua. Karena akan ada sekolah negeri mulai dari tingkat SD hingga SMA yang akan dibuat di provinsi baru. “Mereka akan mendapat akses pendidikan yang lebih dekat. Sehingga tidak usah jauh-jauh ke wilayah yang lain untuk mendapatkan ilmu dan menjadi murid yang pintar,” paparnya. “Dan ketiga, adanya akses pengurusan administrasi yang lebih dekat dan mudah. Saat terlahir provinsi baru, masyarakat bisa mengurus KTP dan surat-surat lain ke kantor Dispendkcapil yang posisinya tak terlalu jauh dari pemukiman. Sehingga akan ada penertiban administrasi,” tambahnya. Sebagai ketua Paguyuban Masyarakat Papua (PMP) Ambon-Maluku, Mathias mengimbau kepada seluruh masyarakat dan pelajar/ mahasiswa Papua di Ambon untuk sama-sama mempersiapkan diri sejak dini dengan belajar sungguh-sungguh, sehingga ketika pulang ke Tanah Papua, bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak dan khusunya kepada pemerintah daerah setempat. “Kepada mahasiswa Papua di Ambon mari kita persiapkan diri untuk kita pulang ke Papua, kita dukung apa yang menjadi aspirasi pemerintah, sehingga ketika kita selesai kuliah dan pulang ke Papua, kita punya lapangan kerja, kita bisa kerja, kita tidak menganggur lagi. Jadi, selama kita kuliah di Ambon, kita buat aspirasi-aspirasi positif demi kepentingan masa depan kita semuanya,” imbau Matias. (RIO)

  • Bagikan

Exit mobile version