RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID, AMBON, — Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Dr. Zainal Abidin Rahawarin, M.Si, meminta kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) IAIN Ambon, agar mengintegrasikan dengan visi dan misi baru IAIN Ambon. Demikian diharapkan Rektor, Dr. Zainal Abidin Rahawarin, dalam sambutannya sebelum membuka Workshop Penyusunan Kurikulum MBKM IAIN Ambon, di The Natsepa Hotel & Resto, 17-19 Juni 2022.
Menurut Rektor, IAIN Ambon sedang mempersiapkan diri untuk bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri, yang meniscayakan adanya perubahan pada visi dan misi IAIN Ambon ke depan. “Inilah yang menjadi harapan saya. Bahwa, workshop ini, harus menghasilkan kurikulum berbasis visi-misi IAIN atau UIN ke depan,” pesan Rektor.
Visi IAIN atau UIN ke depan sebagaimana dimaksud Rektor, “Mengintegrasian keIslaman, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat maritim yang multikultural Tahun 2045”.
Menyadari persepsi orang tentang kelautan masih berputar kepada ikan dan biota laut. Maka, Rektor membawa pandangan kita kepada keunggulan kompratif dan kompetitif dalam perspektif kawasan kelautan, sebagaimana tema yang diusung oleh negara-negara ASEAN, yakni ASEAN Vision 2020 meliputi; ASEAN Economic Community, ASEAN political security community, dan ASEAN political culture community. Dengan demikian, kata Rektor, orientasi kelautan bukan hanya ikan dan biota laut, tetapi meliputi aspek ekonomi, politik, pertahanan-keamanan serta budaya.
Atas dasar itu, lanjut Rektor tentang integrasi visi ke dalam kurikulum MBKM, maka penekanan Visi IAIN atau UIN di bidang pengetahuan, yakni kemaritiman yang multikultural. “Point penting dalam aspek kemaritiman yang multikultur tersebut ada lima, yakni; sebagai media pemersatu bangsa, media perhubungan dan transportasi, media eksploitasi sumber daya alam laut, media politik pertahanan keamanan, serta media budaya dan local wisdom,” urai Rektor, sembari menekankan. “Kelima faktor ini, sebagai wujud dari fungsi kemaritiman, yang saya minta untuk diintegrasikan ke dalam penyusunan kurikulum MBKM IAIN atau UIN ke depan.”
Ia melanjutkan, IAIN Ambon tidak lama lagi sudah bertransformasi menjadi Universitas. Seluruh persyaratan untuk menjadi UIN telah dipenuhi, dan sudah diajukan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Agama RI dan Kementerian PAN-RB. Selanjutnya, IAIN Ambon hanya menunggu keputusan dari Pempus untuk peralihan status ke Universitas. Sehingga, penyusunan kurikulum MBKM, merupakan langkah awal untuk menjangkau universitas dimaksud.
Demikian dibuatkan kurikulum MBKM tersebut, sampai kini, belum ada kurikulum MBKM di PTKIN, sehingga, lanjut Rektor, penyusunan kurikulumnya harus sesuai visi IAIN atau UIN ke depan. “Apa yang menjadi tagline besar kami dalam visi tentang kemaritiman tadi, itu menjadi warna daripada penyusunan kurikulum MBKM yang nanti akan kita hasilkan,” tekan Rektor mengingatkan.
Dan, lanjut Rektor, kurikulum yang dibuat tersebut, harus menjawab seluruh kebutuhan mata kuliah mulai dari tingkat program studi, hingga secara nasional. Hal ini, guna menjawab kebutuhan kerja atau pangsa pasar. “Apa yang kita susun hari ini, dapat menjangkau kebutuhan masyarakat dan lembaga, untuk 10 tahun sampai 20 tahun mendatang.”
Alasan ini yang menurut Rektor, didatangkan narasumber dari latar ilmu dan perguruan tinggi yang berbeda, baik dari PTKIN maupun perguruan tinggi umum, untuk memboboti naskah penyusunan kurikulum MBKM IAIN Ambon. “Narasumbernya itu, Direktur Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI), Padang Wicaksono, Prof. Dr. Bermawi Munte, M.Pd dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Dr. Roni Ismail, M.Th.I.” Sekaligus, menjadi bukti, kalau IAIN Ambon terus membuka diri untuk bekerjasama dengan semua perguruan tinggi, baik lingkup PTKIN maupun perguruan tinggi umum.
Rektor berharap, penyusunan kurikulum MBKM ini, benar-benar mencerminkan Visi dan Misi IAIN Ambon, yang mampu menarik minat masyarakat untuk mengambil studi di kampus tersebut. Lebih pentingnya lagi, agar ke depan IAIN Ambon dapat menjadi solusi untuk pembangunan di Maluku, baik di bidang SDM maupun SDA.
“Perubahan dan kemajuan IAIN Ambon, kiranya dapat menjawab kekurangan sumber daya manusia di wilayah Indonesia Timur dan Maluku khususnya, serta mampu meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah kepulauan ini,” harap Rektor. (WHL/ADV)