AMBON,- Kegiatan kolaborasi berbagai elemen atau organisasi masyarakat untuk mengisi bulan Ramadan atau Maluku Festival Ramadan (MAFERA) resmi dibuka dengan meriah di Lapangan Merdeka Ambon, Minggu malam (17/4/2022).
Usai membuka festival, Gubernur Maluku Murad Ismail melanjutkan dengan kunjungan bersama Pimpinan Forkopimda ke area bazar UMKM yang tersebar melingkari panggung utama yang ada di Lapangan Merdeka itu.
Dalam obrolan santai saat mengelilingi both UMKM, mantan Kakor Brimob itu mengatakan kalau festival ini dapat menjadi agenda tahunan, selain bulan suci Ramadan dan melestarikan tradisi, juga membuka peluang bagi tumbuhnya UMKM.
“Ini menjadi awal yang baik, MAFERA juga bisa turut menghibur masyarakat jelang waktu Sahur,” ujar Murad dengan senyum khasnya.
Sebelumnya, dalam laporannya saat pembukaan kegiatan, Ikhsan Tualeka selaku ketua panitia menyampaikan tema dari MAFERA 2022 ini adalah, “Mempererat Ukhuwah, Membangun Negeri.”
“Dari tema ini, terlihat ada keinginan kita semua agar ukhuwah atau persatuan perlu terus kita tingkatkan atau pererat, karena dengan demikian kontribusi yang kita berikan dalam membangun negeri akan lebih maksimal dan optimal,” jelas Direktur Beta Kreatif itu.
Dijelaskan Ikhsan, MAFERA 2022 ini diisi oleh sejumlah kegiatan, antara lain Lomba Senandung sahur yang memperebutkan Piala Gubernur Maluku dan total hadiah 60 juta rupiah, Bazar UMKM, Tausiah oleh para dai cilik dan Talkshow Milenial Kreatif yang dipusatkan di Universitas Pattimura Ambon.
“Untuk Lomba senandung sahur, ada lebih dari 50 tim yang telah mendaftar, sementara untuk UMKM ada lebih dari 50 aneka produk makanan dan puluhan produk kerajinan. Sedangkan dalam talkshow sudah tercatat lebih dari 300 Milenial Maluku tercerahkan yang mendatar”, urai Ikhsan.
Sementara dalam kata sambutannya, Ketua DPW Lasqi Provinsi Maluku Widya Pratiwi, menyambut baik MAFERA 2022 ini.
“Ini langkah maju yang perlu diapresiasi, setelah lebih dari dua tahun masyarakat tak dapat berkegiatan secara masak atau kolosal,” ujarnya.
Apalagi, kata dia, dalam festival ini ada berbagai kegiatan, seperti lomba Senandung Sahur, bazar yang dapat membuat usaha kuliner warga dan UMKM lainnya terus hidup, juga Tausiah setiap malam selama festival berlangsung, serta Kreatif Talk Show yang melibatkan para Milenial sebagai pewaris masa depan Maluku.
“Kegiatan ini semacam ini perlu didukung, karena selain Ramadan dapat diisi dengan kegiatan positif, ada pula upaya untuk menjaga dan kelestarian tradisi lokal seperti senandung sahur dapat terus dilakukan”, ujar Widya.
Budaya panggil sahur atau senandung sahur yang dikompetisikan dalam MAFERA tahun ini tentu saja menjadi bagian penting dalam melestarikan budaya dan mempererat ukhuwah diantara kita sebagai satu komunitas masyarakat.
Seperti kita semua ketahui, Panggil Sahur atau Senandung Sahur adalah tradisi unik yang telah lama ada di tengah-tengah masyarakat Maluku. Menjadi budaya positif, selain untuk membangunkan warga santap sahur, juga turut mengakrabkan kehangatan sosial di masyarakat.
Panggil Sahur sendiri adalah tradisi membangunkan orang untuk santap sahur yang dilakukan dengan menyanyikan lagu-lagu religi, yang diselingi pantun dan diiringi alat musik.
Tradisi ini selain memang diperuntukan untuk membangunkan warga, juga menjadi hiburan tersendiri. Kegiatan Panggil Sahur juga dapat turut meningkatkan ukhuwah antar warga atau kohesi sosial.
Selain dukungan Pemerintah Provinsi Maluku ada pula Kanwil Agama Provinsi Maluku, TP PKK Provinsi Maluku, Beta Kreatif, Laski Provinsi Maluku, Majelis Taklim Nur Aisah, Dekranasda Provinsi Maluku, Yayasan Ulil Amri, Baznas Maluku, HIPMI Perguruan Tinggi dan media massa.
Nampak hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua DPRD Azis Sangkala, Anggota DPRD Maluku Aziz Hentihu, Danrem 151 Binaiya Brigjen TNI Maulana Ridwan, Plt Kakanwil Kemenag Maluku, H. Yamin, Rektor Universitas Pattimura M. J. Sapteno, tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya.(*)