AMBON, — Ratusan anak Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) di Kota Ambon diklaim tidak sanggup ditangani oleh Dinas Sosial (Dinsos). Padahal, ini menjadi tugas dan tanggungjawabnya yang sudah tertuang dalam batang tubuh anggaran di Kota Ambon.
Menurut Kepala Dinas Sosial Kota Ambon Nurhayati Jasin, kesulitan itu disebabkan sampai saat ini, Kota Ambon belum memiliki rumah singgah untuk menampung para Gepeng. Sementara data Dinsos Kota Ambon, setidaknya ada 200 gepeng di kota ini. Mereka sulit ditangani oleh Dinsos, karena sampai saat ini belum ada rumah singgah untuk menampung para gepeng tersebut.
Padahal, sabang waktu, angka gepeng di Kota Ambon terus meningkat, seiring melanjunya tingkat pembangunan di Kota Ambon, dan bertambahnya jumlah penduduk di kota manise ini. “Kita telah melakukan rajia berulang kali, namun para Gepeng tersebut tidak menyerah untuk kembali lagi ke jalanan,” jelas dia kepada wartawan akhir pekan kemarin.
Ia mengakui, yang jadi masalah itu, mereka tidak mempunyai rumah singgah. Hal tersebut pihaknya sulit untuk membina mereka. “Kita sangat sulit bina mereka para Gepeng ini,” kata dia.
Dijelaskan, belum dibangun rumah singga untuk para Gepeng di Ambon karena terkendala anggaran. “Jadi sebenarnya sudah dari tahun 2019, tapi karena tidak ada anggaran jadi belum di bangun.”
Rumah singga akan menjadi tempat untuk membina para Gepeng. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan bantuan dari Dinsos. “Tidak mungkin kita akan tahan merek 24 jam, jadi setelah rajia, mereka kami kembalikan ke keluarga masing-masing.” Berdasarkan data Dinsos, kata Jasin Gelandangan dan Pengemis di kota Ambon tercatat sebanyak 200 orang. “Kalau di data kami ada 200 orang, tapi itu bertambah setiap saat. Kebanyakan dari daerah di luar kota Ambon,” tutup dia. (MON)