RAKYATMALUKU.COM — AMBON, — Deputi 1 Staf Presiden, Febry Calvin Tetelepta (FCT) yang digadang-gadang bakal maju sebagai calon Gubernur Maluku dengan menggaet eks Bupati Seram Bagian Timur (SBT), Abdullah Vanath (AV) sebagai bakal calon Wakil dalam Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) 2024 menguat di publik.
Jika benar FCT-AV nantinya berpasangan, maka akan menjadi satu-satunya bakal pasangan calon dari kalangan sipil yang nantinya berhadapan dengan dua kandidat Gubernur lainnya, yakni Murad Ismail (MI) dan juga Jeffry Rahawarin (JR) yang berasal dari kalangan militer.
Sebab, hampir dipastikan, MI akan maju sebagai bakal calon petahana berpasangan dengan Herman Koedoeboen (HK). Begitu juga dengan JR yang kemungkinan besar akan berpasangan dengan Bupati Buru, Ramly Ibrahim Umasugy (RU).
Berhadapan dengan MI-HK dan JR-RU tentu bukan hal mudah untuk meraih kemenangan dalam kontestasi Pilgub mendatang. Oleh sebab itu, FCT dan AV sudah harus menyiapkan kekuatan sejak dini. Salah satunya dengan melakukan lobi politik dengan partai politik sebagai tiket untuk bertarung.
Akademisi politik Universitas Pattimura Ambon, Poly Koritelu kepada Rakyat Maluku mengatakan, memang dari ketiga pasangan bakal calon (Balon) itu memiliki peluang yang sama. Namun diatas kertas, MI masih tetap kuat, karena dia sebagai petahana.
Meski begitu, lanjut dia, secara realistas berdasarkan pendekatan sosiologis politik, memang konfigurasi politik di Maluku selalu berbasis pada apek primordialistik. Untuk itu, jika tiga paslon itu maju, maka basis primordialme kristen akan pecah dan terbagi.
“Itu harus diakui dan menjadi nilai positif dari keunggulan komparatif bagi MI,” kata Koritelu, Senin 11 April 2022.
Menurutnya, ini juga satu kesempatan emas bagi FCT untuk maju bertarung di Pilgub 2024 untuk mendulang suara dengan akumulasi perolehan suara secara signifikan. Boleh jadi dengan situasi keterpurukan daerah akibat situasi Covid-19 dan tantangan yang demikian banyak, dimana Maluku secara universal berada pada tingkatan kemiskinan ekstrim bisa membuat masyarakat jenuh.
Dengan demikian, maka secara rasional akan berpengaruh pada keterpilihan masyarakat. Sebab, masyarakat akan berfikir bahwa ketika dua jenderal itu bersaing, maka mereka akan cenderung memilih jalan tengah sebagai alternatif.
“Bisa jadi, FCT menjadi alternatif yang dianggap jauh lebih damai untuk mendinginkan suasana dalam rangka penurunan angka kemiskinan ekstrim Maluku yang saat ini ada pada urutan ke 4 secara nasional,” tutur dia.
Menyangkut elektoral, kata Koritelu, segmentasi tenggara raya akan terbagi menjadi dua, yakni untuk Herman dan juga JR, karena sama-sama berasal dari Maluku Tenggara. Sementara elektoral dengan segmen Ambon Lease dan Seram, itu akan menjadi kekuatan bagi FCT dan AV.
Hingga saat ini, basis fanatik AV di wilayah Seram masih kuat. Sedangkan sepak terjang FCT yang berkeliling Maluku dengan mengkampanyekan berbagai program pemerintah pusat itu memperlihatkan sebuah korelasi yang cukup signifikan. Bahwa jika menjadi Gubernur kemudian, maka kedekatan dia dengan pemerintah pusat yang menjadi sumber DAU dan DAK akan semakin efektif dalam mendanai berbagai pembangunan di Maluku.
“Jadi kehadiran FCT dan AV bisa menjadi poros tengah. Sehingga masyarakat bisa beralih pilihan ketimbang dua raksasa jenderal yang sementara hangat bersaing merebut kekuasaan,” jelasnya.
Kendati begitu, FCT dan AV sudah harus melakukan konsolidasi sejak dini, tidak hanya di masyarakat, tetapi juga harus mampu meyakinkan partai politik untuk meraih tiket menuju perhelatan politik akbar di Maluku.
Sebab, saat ini hampir dipastikan MI-HK bakal direkomendasikan oleh PDIP, karena MI adalah Ketua DPD PDIP di Maluku. Sementara JR-RU berpeluang mendapatkan rekomendasi Golkar, karena RU adalah Ketua DPD Golkar Maluku.
Kata dia, FCT harus memanfaatkan posisinya saat ini untuk membangun komunikasi politik dengan partai politik. Karena keberadaan FCT di pusat kekuasaan itu memungkinkan dia untuk lebih mudah dan fleksibel berelasi dengan pimpinan partai ditingkat pusat.
“FCT harus melakukan pendekatan politik dengan pimpinan parpol ditingkat pusat sejak sekarang. Saya melihat peluang untuk mendapatkan parpol seperti Gerindra sangat terbuka bagi FCT, karena dia cukup dekat dengan ketua DPD Gerindra Maluku, Hendrik Lewerissa,” terangnya.
Disamping itu, kedekatan AV dengan beberapa ketua DPD parpol diluar PDIP dan Golkar cukup mengakar kuat. Itu juga bisa dimanfaatkan, meski mereka tidak langsung bersentuhan dengan parpol seperti MI dan RU.
“Kemungkinan untuk mendapatkan rekomendasi parpol sangat terbuka bagi pasangan FCT dan AV. Bahkan, itu akan meningkatkan kualitas demokrasi pada saat kontestasi Pilgub itu berjalan nanti,” tandasnya. (SAH)