RAKYATMALUKU.COM – AMBON, — Puluhan masyarakat dari Negeri Ouw dan Ulath, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku mengikuti Sosialisasi untuk meningkatkan rasa nasionalisme cinta tanah air demi, demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sosialisasi yang digelar sebagai upaya untuk mencegah masyarakat dari doktrin gerakan separatis ini, digelar oleh Pemerintah Kecamatan Saparua Timur, di Kantor Camat, pekan kemarin.
Sekretaris Camat Saparua Timur, Marthinus Lekahena, mengawali sambutannya mengajak seluruh masyarakat di kecamatan tersebut, terutama para peserta yang hadir dalam sosialisasi, agar terus menanamkan rasa cinta tanah air untuk menjaga keutuhan NKRI dari gangguan keamanan terutama gerakan separatis. Sebab, doktrin gerakan separatis kapanpun dapat disampaikan kepada masyarakat. Kalau masyarakat tidak mampu memfilternya, maka mereka akan terjebak dan mengikutinya. Olehnya itu, gerakan separatis kata Sekcam Saparua Timur, apapun namanya harus dilawan.
Selain diikuti masyarakat umum, kegiatan ini juga melibatkan sebanyak 13 tokoh masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk eks separatis FKM RMS. Para peserta yang merupakan eks FKM RMS secara tegas menolak keberadaan FKM RMS, dan akan terus setia bersama NKRI, tegas mereka dihadapan Sekretaris Camat.
Untuk itu, Sekcam berharap, rasa cinta terhadap tanah dan bangsa, harus benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan sosial keseharian. Hal ini penting, sehingga masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan bujukan atau rayuan kelompok-kelompok yang mengatasnamakan FKM RMS. “Kita harus tetap menjaga rasa Nasionalis di lingkungan masyarakat, sehingga dengan sendirinya akan menghilangkan paham separatis di sekitar kita,”ajak dia.
Sementara Ketua Daerah Angkatan Muda GPM Pulau Lease, Leni Latul, yang hadir dalam pertemuan ini meminta, warga agar tidak mudah termakan dengan stigma atau doktrin dari kelompok separtis, yang kerap menyebut diri sebagai negara, dan akan merdeka. Dikatakan dia, hal tersebut hanya dokma atau doktrin yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak waras. “Jangan mau dibodohi. Berpikir masa depan lebih baik ketimbang melakukan gerakan yang bertentangan dengan hukum di negara,” ajak dia.
Kegiatan ini, juga menyempatkan beberapa eks simpatisan FKM RMS untuk tampil bicara. IS salah satunya. Ia mengaku bangga kepada pemerintah kecamatan, yang sudah bersedia menyelenggarakan kegiatan ini, dan langsung melibatkan mereka. Ia berharap, kegiatan serupa juga dapat dilakukan di tingkat desa, atau bahkan RW, untuk terus menanamkan rasa cinta tanah air kepada masyarakat.
Sebab mantan anggota sepratis FKM RMS, ia berjanji akan selamanya meninggalkan gerakan organisasi terlarang tersebut. Dan, terus akan membantu pemerintah untuk melawan aksi separatis, yang kerap dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Sosialisasi diakhiri dengan deklarasi sikap menolak keberadaan gerakan separatis FKM RMS di kecamatan tersebut. (***)