RAKYATMALUKU.COM — AMBON, — Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Maluku, Mercy Chriesty Barends, yang akrab disapa MCB, kembali melakukan kunjungan kerjanya (Kunker) di Provinsi Maluku.
Dalam kesempatan kunker ini, MCB meninjau lokasi budidaya ikan di keramba jaring apung di Kota Ambon, tepatnya di Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon dan di Desa Waiheru, Kecamatan Baguala, Rabu, 6 April 2022.
Tak hanya meninjau, MCB juga berdiskusi langsung dengan para nelayan lokal, terutama nelayan budidaya keramba ikan sekaligus mendengar masukan dan keluhan yang dihadapi para nelayan.
Menurut MCB, persoalan pertama yaitu akses permodalan. Dimana, para nelayan mengaku takut untuk mengambil modal dari bank atau dari pihak manapun, karena resiko pengembangan budidaya keramba ini cukup tinggi, baik masalah cuaca dan juga masalah kematian karena keracunan dan lain-lain
“Hari ini saya berjumpa dengan semua komunitas nelayan keramba ikan, dan mereka sangat luar biasa sekali jatuh bangun membangun kerambanya, karena ada sejumlah persoalan-persoalan yang cukup mendasar, yang kita coba cari solusinya bersama,” ucap MCB, kepada wartawan di lokasi budidaya keramba ikan, Desa Poka.
Untuk merangkul para nelayan lokal serta mengembangkan usaha keramba ikan para nelayan tersebut, kata MCB, telah disepakati bersama untuk membentuk suatu komunitas dengan satu koordinator guna kedepannya dapat mengatur sistem manajemen yang lebih baik.
“Sehingga, melalui asosiasi budidaya nelayan yang terbentuk nanti, para nelayan bisa lebih terbantu dalam banyak aspek, baik aspek permodalan, aspek pendidikan dan pelatihan, dan termasuk aspek untuk marketing atau penjualannya,” ungkap MCB.
Dia menjelaskan, untuk membantu para nelayan yang membudidayakan keramba ikan dalam aspek permodalan, saat ini terdapat salah satu program yang sementara dibina lewat dukungan dana dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Bantuan dana dari program BRIN ini diperuntukan bagi Star Up Mandiri atau para pelaku usaha pemula.
“Sumber-sumber dana yang akan kita coba bantu akses untuk permodalan, ada dari BRIN yang diperuntukan bagi petani keramba ikan. Bantuan dana ini bisa untuk penyediaan pakan ikan atau untuk pendidikan dan pelatihan, atau untuk pengembangan-pengembangan supporting system yang lain. Asalkan, komunitas ini memiliki sistem yang bagus,” jelas MCB.
Dalam diskusi bersama para nelayan tersebut, lanjut MCB, juga telah dijelaskan panjang lebar terkait pengembangan-pengembangan lanjutan dari industri budidaya perikanan ini. Salah satunya bisa menjadi satu paket yang terintegrasi dengan pihak pemerintahan desa.
“Nanti pertemuan selanjutnya mungkin pihak Desa Poka, Desa Rumah tiga yang terdekat, bisa kita undang juga, sehingga mereka bisa juga ikut mendukung dari Dana Desa (DD). Minimal ada infrastruktur untuk penyediaan. Misalnya pariwisata budidaya berbasis perikanan,” terang MCB.